Network
DESKJABAR – Musik Indonesia era 80 an diwarnai beberapa fenomena menarik, dari mulai istilah musik album keroyokan, album kompilasi single baru dari beberapa penyanyi. Semua ada di belantika musik Indonesia 80.
Yang juga muncul pada geliat musik Indonesia era 80 an adalah album dari satu musisi yang didukung beberapa penyanyi, musisi yang pernah merilis album seperti ini adalah Oddie Agam, Ajie Soetama, Mus Mujiono, Eramono Soekaryo dan Fariz RM.
Salah satunya datang dari komposer yang tengah naik daun di pertengahan dekade 80 hingga era 90 an bernama Dorie Kalmas.
Baca Juga: BREAKING NEWS! Menteri Nadiem Makarim Kalah Dalam Gugatan Guru ke MA, Begini Bunyi Putusan Hakimnya
Album kaset yang dirilis Dorie Kalmas bersampul warna merah ini sangat fenomenal di tahun 1986. Tak membutuhkan lama untuk disukai para pecinta musik dan lagu “Kekagumanku” menjadi salah satu chart radio.
Usut punya usut, kaset ini didukung banyak penata musik hebat seperti Dwiki Dharmawan, Chandra Darusman, Erwin Gutawa, Herman Gelly hingga Raidy Noor.
Yang tak kalah hebat adalah deretan nama penyanyi pop kreatif maupun penyanyi Jazz yang di tahun itu sedang berada di puncak popularitas seperti Dian Pramana Poetra, Deddy Dhukun, Fariz RM, Utha Likumahuwa, Ricky Basuki, Neno Warisman, Mus Mujiono, Sandro Tobing, Louis Hutauruk dan Henry Restoe.
Album kaset “Miracle” saat ini menjadi salah satu kaset yang dicari para kolektor musik lantaran banyak musisi dan penyanyi hebat berkumpul di album “rare” ini.
Dibuka dengan lagu kojo berjudul “Kekagumanku” (Miracle) yang dibawakan Mus Mujiono dan Utha Likumahuwa, lagu yang musiknya ditata oleh Dwiki Dharmawan ini musiknya terasa bernuansa Jazz dan beat pop yang renyah hingga mudah disukai pecinta musik.
Mus Mujiono yang tampil di lagu kedua membawakan lagu beraroma Bossanova berjudul “Keagungan Cinta” sekaligus memberi sentuhan melodi cantik dengan permainan gitar dan scat vokal pada interlude lagu bernuansa religi ini.
Semua lagu ditulis sendiri Dorie Kalmas kecuali pada lagu “Jangan Pacaran”, Dorie Kalmas dibantu Arie Setyawan.
Jika mendengar semua lagu yang ditulis Dorie Kalmas di album ini banyak tema dan pesan yang ingin disampaikan Dorie lewat karyanya.
Lagu berjudul “Tiada Terulang Lagi” yang dibawakan penyanyi Fariz RM dengan penata musik Dwiki Dharmawan bermakna luas, Dorie ingin bercerita tentang hal yang tidak akan diulang lagi oleh seseorang di masa datang karena kesalahan di masa lalu.
Lagu berikutnya adalah lagu “Kekagumanku” Miracle yang diaransir dalam versi lain yang lebih Beat Pop dengan musik program yang lebih rancak.
Kehadiran vokalis Sandro Tobing membuat proyek album ini menjadi makin lengkap. Lagu “Cinta Di Jalan Illahi” yang menjadi lagu kojo kedua dibawakan penyanyi Louis Hutauruk berduet engan Utha Likumahuwa dengan penata musik Raidy Noor.
Neno Warisman yang hadir lewat lagu “Jangan Pacaran” seperti pesan moral yang ingin disampaikan Dorie Kalmas pada fenomena anak remaja yang sudah berpacaran di jaman ini.
Ricky Basuki, frontman dari grup band Niagara dan Drakhma yang sedang meroket kala itu tampil juga di album keren ini melalui sebuah tembang berjudul “Suatu Saat Kan Bersama” dengan aransemen musik yang manis dari Raidy Noor.
Keberanian Dorie Kalmas memunculkan penyanyi pendatang Endah S di lagu “Asmara Perdana” patut diacungkan jempol.
Dan Dorie Kalmas menutup sajian keren ini dengan menghadirkan dua saudara kandung Dian Pramana Poetra dengan Henry Restu Poetra pada lagu berjudul “Musikku” yang penataan musiknya dipercayakan pada Raidy Noor. ***
