Pelatihan Pemanduan Geowisata dan Literasi Bencana Bagi Desa Wisatawan Cikahuripan Kabupaten Bandung Barat

- 13 Agustus 2023, 18:59 WIB
Peserta pelatihan pemanduan Geowisata dan literasi bencana bagi desa wisata Cikahuripan berfoto bersama dengan para pemateri di Cikahuripan Kabupaten Bandung Barat belum lama ini
Peserta pelatihan pemanduan Geowisata dan literasi bencana bagi desa wisata Cikahuripan berfoto bersama dengan para pemateri di Cikahuripan Kabupaten Bandung Barat belum lama ini / Dok PKM UPI/

 

 

DESKJABAR - Desa Cikahuripan, Lembang Kabupaten Bandung Barat sebetulnya memiliki banyak potensi wisata yang menarik bagi para wisatawan, namun potensi desa ini belum banyak diketahui oleh banyak orang.

Potensi wisata alam seperti tracking ke Kawah Upas yaitu salah satu kawah utama Gunung Tangkuban Perahu, kemudian wisata alam lainnya seperti Sumber Mata Air Cikahuripan dan Benteng Belanda Cikahuripan yang dapat dijadikan tujuan wisata sejarah. Daya tarik wisata tersebut diklasifikasikan sebagai geowisata.

Potensi wisata tersebut belum sepenuhnya dikemas menjadi sebuah destinasi wisata yang menjanjikan bagi para pelaku wisata di Desa Cikahuripan.

Baca Juga: Masyarakat luas bisa manfaatkan Promo Satset dari KAI di bulan Agustus 2023, Ada tiket Kereta Api Eksekutif

Salah satu komponen di geowisata Cikahuripan adalah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Cikahuripan yang masih memerlukan bantuan untuk mempromosikan potensi wisata di wilayahnya, serta kurangnya pengetahuan terkait narasi dan interpretasi daya tarik yang ada di wilayah mereka.

Disamping pentingnya pengetahuan terkait narasi dan interpretasi tentang daya tarik wisata, Desa Cikahuripan juga memiliki masalah lain yaitu risiko bencana yang bisa kapan saja terjadi.

Hal itu karena Desa Cikahuripan merupakan desa yang terlewati oleh Sesar Lembang berdekatan dengan Gunung Tangkuban Perahu. Sehingga resiko bencana alam seperti gunung meletus atau gempa bumi selalu menghantui. Selain itu juga bencana lainnya seperti longsor masih bisa terjadi di daerah ini.

Baca Juga: Kabar Baik Dapat Afirmasi Bagi Para Guru yang Memiliki TMT 2005 hingga 2015 di PPG Daljab 2023

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang diketuai oleh Shandra Rama Panji Wulung, S.Par., MP.Par, menyelenggarakan pelatihan bagi Pokdarwis Tjikahuripan Gebied di Aula Desa Cikahuripan.

Kegiatan ini sebagai bentuk kerjasama antara PKM UPI dan Pokdarwis Tjikahuripan dalam upaya meningkatkan potensi wisata berbasis geowisata yang siaga terhadap risiko bencana.

Pelaksanaan pelatihan telah diselenggarakan di kawasan Cikahuripan belum lama ini.

Hadir pemberi materi Deni Sugandi selaku Ketua Perkumpulan Pemandu Geowisata Indonesia (PGWI), Dr. Aria Mariany, ST., MT. selaku Presiden Bandung Mitigasi Hub dengan moderator Endah Fitriyani, S.Par., MM.Par.

Baca Juga: Semarak Merah Putih di Tanjungsari, Beginilah Kemeriahannya, Dandim 0610/Sumedang Puji Kekompakan Warga

Materi pertama berfokus pada pengembangan pemanduan geowisata yang berjudul “Pengembangan Pemanduan Geowisata Desa Cikahuripan” yang dipaparkan oleh Deni Sugandi.

Dalam paparannya, Deni menyampaikan tugas seorang pemandu geowisata yaitu memberikan narasi untuk wisatawan ketika melakukan wisata. Karena itu pelatihan pemanduan geowisata diperlukan oleh Pokdarwis Tjikahuripan Gebied, karena Pokdarwis sendiri merasa masih membutuhkan bantuan dalam membuat serta menyampaikan narasi terkait daya tarik yang ada di wilayah mereka.

Di sisi lain, Deni menegaskan pentingnya seorang pemandu geowisata untuk membuat narasi berdasarkan informasi dari sumber yang valid, seperti dari buku, hasil penelitian, dan lain-lain. Apabila para pemandu geowisata sudah paham akan narasinya maka paket wisata dapat dibuat dan dikomersilkan.

Baca Juga: Bendera Merah Putih Raksasa Diarak Warga Bogor, Ridwan Kamil : Tugas Kita Merawat dan Mempertahankan  

Deni Sugandi mencontohkan pembuatan blog dapat menjadi sebuah pilihan yang baik untuk dijadikan sebagai salah satu sumber media promosi yang dapat digunakan oleh pengelola wisata Desa Cikahuripan.

Pemateri kedua Dr. Aria Mariany, ST., MT. menekankan fokus terkait resiko bencana yang ada di Desa Cikahuripan, bagaimana mengantisipasi dan cara penaggulangan apabila resiko tersebut terjadi.

Suatu destinasi pariwisata pasti memiliki resikonya masing-masing. Namun, kesadaran akan rawan bencana masih minim diterapkan oleh para pelaku wisata.

Seiring berjalannya waktu, pemerintah semakin mendukung atas Standar Operasional Prosedur (SOP) rawan bencana di Kawasan wisata dengan dibuatnya undang-undang pada tahun 2017.

Sehingga mulai saat ini semakin banyak tempat wisata yang sudah siaga akan bencana salah satu contohnya adalah dibuatnya jalur evakuasi.

Hal tersebut terkadang rancu, karena tak jarang para wisatawan justru takut untuk berkunjung karena beranggapan tempat wisata dengan risiko bencana mungkin saja akan mencelakai mereka.

Padahal menurut Dr. Aria, apabila pengelola wisata setempat telah siaga terhadap risiko bencana, tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana, dan tahu bagaimana tanda kemungkinan bencana itu akan terjadi, hal itu dapat membangun kepercayaan wisatawan untuk tetap berkunjung ke destinasi tersebut.

Pelatihan ini merupakan salah satu alternatif dalam memberikan edukasi terkait kesiapsiagaan terhadap bencana yang bisa saja terjadi di Desa Cikahuripan. Namun tidak melupakan potensi geowisata yang dapat menjadi sumber ekonomi juga bagi masyarakat sekitar seperti pemandu geowisata, UMKM, atau bahkan membuka kesempatan kerjasama baik antardesa atau bahkan secara eksternal dengan pendukung pengembang destinasi wisata. ***

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x