DESKJABAR - Pulau Lombok tidak hanya memiliki panorama alam yang sangat eksotis, gunung, laut, pulau dan wisata hutannya.
Kota dengan julukan Pulau Seribu Mesjid ini memiliki peninggalan leluhur berupa tradisi Presean (perisai) yang sudah terkenal bahkan ke mancanegara.
Tradisi leluhur Lombok ini sudah berusia ratusan tahun. Tradisi ini merupakan uji nyali para laki-laki di Lombok dengan cara bertarung satu lawan satu dengan menggunakan rotan (pejalin) yang dibentuk menyerupai pedang dan tameng (perisai) yang terbuat dari kulit kerbau.
Baca Juga: Kartu Prakerja 2023 Terapkan Skema Normal, Nilai Manfaat Lebih Besar! Segera Daftar!
Pertarungan dengan menggunakan perisai atau tameng ini dalam bahasa Lombok dikenal dengan Presean.
Laki-laki petarung disebut Pepadu, dan wasit yang memimpin pertarungan adalah pekembar.
Meski terhitung ekstrim, tradisi Presean masih terus dimainkan di Lombok terutama pada bulan tertentu dan pada helatan budaya yang digelar di Lombok.
Pertunjukan bertarung antara dua lelaki dewasa ini dimainkan dalam dua ronde dengan durasi bertarung selama tiga menit.
Dahulu kala pada jaman animisme jika ada seorang pepadu yang saat bertarung terluka mengenai kepala. Maka dianggap pertanda bagus, bahwa hujan akan turun di daerah ini.