DESKJABAR - Jalur pendakian via Linggarjati ini kadang dilematis, saat musim penghujan pendaki kesulitan menapakkan kaki di jalur licin. Sementara di musim kemarau trek tanjakan ini juga gersang dan berdebu.
Tapi semua itu menjadi seni tersendiri bagi pendaki yang bisa menjawab tantangan demi tantangan.
Menuju pos berikutnya yakni Kuburan Kuda, treknya semakin sempit dan lebih rimbun oleh pepohonan. Di Pos Kuburan Kuda juga terdapat lahan yang cukup luas.
Pos selanjutnya berturut-turut adalah pos Pangalap 1650 mdpl - pos Tanjakan Seruni 1825 mdpl (1,5 jam).
Dari pos ini pendaki akan dihadang lagi trek yang lebih curam dan menanjak. Jalur-jalur bengal biasanya selalu diberi opsi oleh pengelola.
Mau ngetrail dengan tanjakan aduhai, paha beradu dengan dada atau bisa memilih jalur mutar, jalur ini lebih sedikit berperasaan, pendaki masih bisa melaluinya dengan jalan berdiri namun jalannya lebih memutar.
Jika dianalogikan dengan huruf, jalur Trail itu huruf "I" dan jalur alternatif itu huruf "C".
Kami lebih suka memilih jalur Trail, meski sedikit cadas namun bisa menghemat tenaga jika harus memutar.
Dari pos Seruni menuju pos Bapa Tere jarak cukup panjang pendaki rata-rata menyelesaikan pendakian ke pos Bapa Tere (2025 Mdpl) selama 2 jam.
Trek paling dinanti sekaligus ditakuti, dinanti karena trek ini seperti antiklimaks di jalur ini. Habis sudah tanjakan terberat.
Kemiringan trek Bapa Tere melalui jalur Linggarjati hampir menyerupai trek Asoy di jalur Palutungan. Tapi trek Bapa Tere yang ini benar-benar tukang siksa. Nyiksa lutut, paha, kaki dan mental pendaki.
Kemiringan tanjakan mencapai 90 derajat pertanda jalur ini bukan main-main. Bagi pendaki Ciremai yang melalui jalur Linggarjati trek ini punya kebanggaan tersendiri jika sudah bisa melaluinya. Tak sedikit pendaki yang mundur akibat cedera otot saat memaksakan menanjak.
Satu kesulitan lewat sudah, perjalanan berikut adalah menuju pos Batu Lingga di ketinggian 2.200 Mdpl yang biasa ditempuh dalam waktu standar selama 60 menit.
Dinamakan Batulingga karena di tempat ini pernah ada batu besar yang sering dipergunakan untuk tempat Pemujaan.
Baca Juga: Video Mesum Guru Ciamis: Pemeran Pria Jadi Tersangka dan Dipecat dari ASN
Menurut cerita dari mulut ke mulut batu ini akhirnya digelindingkan ke bawah gunung. Wallahualam.
Pendaki masih akan diuji nyali dan kesabaran, dari pos Batu Lingga masih ada pos Sangga Buana di ketinggian 2.500 Mdpl, perlu waktu cukup lama menyelesaikan etape ini yakni dua jam. Akan bertambah lama jika kita mendaki dengan Tim besar.
Pos Sangga Buana biasanya menjadi tempat membuka tenda para pendaki namun perjalanan pertama kami ke Puncak Ciremai tidak membuka tenda alias tektok.
Perjalanan menuju pos Sangga Buana membutuhkan waktu dua jam lamanya. Di pos Sangga Buana inilah tempat paling favorit untuk mendirikan tenda karena lokasi yang nyaman dan strategis untuk melakukan summit attack pagi hari mengejar sunrise di puncak gunung Ciremai.
Puncak Ciremai sangat menawan, Gagah sekaligus penuh misteri.
Bibir puncak Ciremai sangat lebar, pendaki bisa jalan-jalan di kawasan puncak yang kawahnya masih aktif ini.
Melihat gugusan awan, langit biru tak berbatas dan bunga Edleweiss Bunga Abadi para pendaki.
Dari atas puncak gunung Ciremai ini kita bisa melihat wujud puncak gunung Slamet, Gunung Sindoro-Sumbing, dan laut Cirebon dari kejauhan. Sangat memesona. Jika sudah sampai di puncak, rasa capek, letih bahkan badan yang sudah ringsek pun gak akan dirasakan lagi.
Hayo siapkan akhir pekanmu, Sesekali jadi orang tertinggi di Jawa Barat dengan berdiri di puncak Ciremai di puncak tertinggi yang ada di Jawa Barat. ***