Seperti halnya kontur gunung di Jawa Timur lainnya seperti Semeru, typografi pegunungan di Arjuno pun hampir sama. Cemara dan pohon-pohon khas pegunungan seperti Rasamala dan Damar.
Menjelang puncak sekira pukul 17.00 WIB sore kami bertemu dengan tanjakan penyesalan.
Baca Juga: Wisata Khusus Buat Para Petualang, Lembah Kijang yang Eksotis di Kaki Gunung Arjuno-Welirang Jatim
Tanjakan memabokan ini memiliki kemiringan 90 derajat dengan kiri jalan menggangga jurang yang sangat terjal dengan kedalaman ratusan meter.
Satu persatu teman-teman kami mampu melewati tanjakan penyesalan. Konon katanya disebut Penyesalan, karena saat mendaki di trek sulit itu pendaki akan merasa menyesal kenapa dia capek-capek mendaki. Hehe.
Selepas tanjakan penyesalan, kami masih dihadang tanjakan yang lebih bengal menjelang puncak Arjuno.
Layaknya pelari sprinter, kami benar-benar mengeluarkan tenaga ekstra untuk mencapai Puncak.
Belum lagi hari semakin gelap agak menyulitkan perjalanan karena kami kesulitan mengeluarkan Head Lamp atau lampu senter sebagai penerangan kami di jalur tanjakan menuju puncak.
Jam 18.30 WIB, Tim sampai di puncak Arjuno. Kami tidak punya pilihan, jika tadi di jalur sebelum puncak kami bermalam, tidak ada area untuk membuka tenda, namun jika kami bermalam di puncak Arjuno pun sebetulnya bukan keputusan terbaik.