Musik Jazz Etnik Tradisi Terangkat Ke Dunia Internasional, Lahir Dari Proses Bermusik yang Sangat Apik

- 14 September 2022, 08:42 WIB
Salah satu CD Album Jazz Etnik dari kelompok Jazz asal Pekanbaru, Geliga yang kini banyak diburu pecinta musik Jazz.
Salah satu CD Album Jazz Etnik dari kelompok Jazz asal Pekanbaru, Geliga yang kini banyak diburu pecinta musik Jazz. /Dicky Harisman/

 

DESKJABAR - Selama ini kita pernah mendengar notasi musik Jazz yang dibaurkan dengan musik tradisi yang sangat menyatu.

Musik kawinan pernah diangkat melalui Krakatau sebagai musik Fusion nomor satu di Indonesia.

Lalu ada Balawan, gitaris Jazz asal Bali atau kelompok Fusion Karimata melalui album JEZZ dan musisi lainnya.

Musik Etnik atau tradisi yang berakar dan berkembang di Indonesia ini sangat banyak, tak hanya musisi dan grup jazz di atas saja yang pernah memainkan silang musik dalam proses berkaryanya.

Kita pernah mengenal Tohpati yang membaurkan musik gamelan dengan Jazz Progresif atau Simak Dialog yang juga pernah memadukan musik diatonis dan pentatonis menjadi suguhan musik jazz dengan nuansa berbeda.

Baca Juga: MENYENTUH, Hari-Hari Terakhir Putri Anne Bersama Ratu Elizabeth II di Barmoral; Untuk Ibuku, Ratu, Terimakasih

Yang masih segar dalam ingatan kita adalah kehadiran kelompok Nera yang dibangun Gilang Ramadan, Donny Suhendra bersama vokalis dan musisi asal Flores Ivan Nestorman.

Kelompok dengan pilihan musik New World Etnik ini sukses merilis album pertama mereka dengan lagu hits “Samo Lime” dan “Nera” di tahun 2005 lalu.

Jazz ibarat embrio musik yang bisa dikawinkan dengan genre apa saja di luar zona nya.

Melalui terumpetis Miles Davis, Jazz menjadi “liar” keluar dari konteksnya sebagai musik orang tua.

Baca Juga: JAKARTA TEMPAT WISATA untuk Hunting Foto Keren yang Sangat Aesthetic, dari yang Vintage Hingga Futuristik

Jazz menjadi musik yang dimainkan dan digandrungi anak muda pada eranya. Miles Davis sukses menjadi pelopor jazz fusion dengan karya-karyanya yang haus pada explorasi di ruang yang “sangar”.

Tak hanya di Indonesia, musisi mancanegara pun banyak yang sukses mengangkat musik tradisi ke tingkat internasional

Jazz di tangan Sergio Mendez menjadi ramuan asik dari kiblat negara yang berdekatan. Amerika dan Brazil.

Sergio Mendez menjadi musisi kampiun Brazil yang sukses mengangkat akar musik jazz Brazil dan mendunia.

Baca Juga: Tempat Wisata Alam Villa, Cafe, Nongkrong, di Bogor yang Hits, Instagramable, View Pegunungan, Taman Indah

Musisi kelahiran 1941 ini tak pernah absen mengangkat musik Brazil ke dalam album jazznya.

Tak kurang dari 40 kantung album yang pernah dirilisnya sejak tahun 1961 kerap mengangkat musik etnis Brazil yang sudah diterima publik dunia sebagai salah satu genre.

Dari Jepang kita mengenal keyboardis Yutaka Yokokura yang mengangkat alat musik Koto ke dalam proses berkeseniannya.

Yang unik dari musisi, penulis, produser, penyanyi kelahiran 1956 ini kerap mengangkat musik Brazil ke dalam albumnya.

Yutaka Yokokura pernah merilis album berjudul Brazasia yang kental dengan musik Brazil sebagai idiom musiknya Yutaka.

Masih dari Brazil, ada penyanyi bernama lengkap Djavan Caetano Viana yang dikenal dengan nama panggung Djavan.

Penyanyi kelahiran 1949 ini sukses dengan lagu “Acai” yang pernah dipopulerkan penyanyi senegaranya, Gal Costa.

Gitaris dan vokalis berpenampilan kalem dan nyentrik ini pernah hits di indonesia melalui lagu “Transe”, “Samurai” di era tahun 1980an.

Dari Negara Afrika ada penyanyi dan musisi Youssou N’Dour yang diamini publik jazz sebagai musisi jazz berpengaruh dari negara ini.

Youssou N’Dour memadukan gaya mbalaz Senegal tradisional dengan berbagai ramuan musik eklektik dari rumba Afrika hingga hip hop, jazz dan soul.

Kekhasan suara tenor yang dimiliki Youssou N’Dour membuatnya unik dan menawan hingga dengan mudah dia bisa diterima publik jazz secara global.

Penyanyi dengan sura khas yang melengking ini pernah bekerjasama dengan Peter Gabriel, Sting, Paul Simon, Bruce Springsteen, Tracy Chapman, Branford Marsalis, dan masih banyak lagi.

Masih berbincang tentang musik Jazz Etnik dari tanah air, ada nama kelompok Jazz asal Pekanbaru. Namanya “Geliga”.

Geliga adalah kelompok musik beraliran jazz dengan sentuhan etnik melayu yang khas membuat atmosfir musik yang mereka bangun terasa berbeda.

Cengkok Melayu, bunyi perkusi dan notasi jazz yang tegas masih mampu diapresiasi dalam konteks santai.

Musik yang dibangun anak muda Pekabaru ini lebih “rancak” dengan kawinan jazz Malay yang greget.

Tak aneh jika ruang pendengaran kita banyak mendapat “kejutan” pada irama jazz yang mereka tulis.

Tengok saja bagaimana Eri Bob, Leader Band sekaligus keyboardis ini merekrut Arman Rambah pada Akordion, Andi pada Tabla dan Mat Rock pada Bebano serta Siska pada Vocal dengan cengkok Melayu nya yang sangat “Atra”.

Kharisma grup Jazz Malay ini membawanya ke beberapa panggung jazz besar di Indonesia. ***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: data pribadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x