DESKJABAR – Self Healing pada dasarnya adalah upaya penyembuhan luka batin, meski berbagai cara telah ditempuh, terkadang tak semua luka berakhir sembuh.
Lantas, bagaimana cara ideal self healing dilakukan? Kapan Waktunya?
Mengenai hal itu, Pakar Psikologi dr. Aisah Dahlan, CHt, memberikan penjelasan, bahwa Self Self Healing sebenarnya merupakan salah satu teknik atau intervensi pada diri.
Cara ideal melakukan Self Healing adalah ketika kita menyadari akan adanya gangguan psikologis mental yang terjadi pada dirinya.
Jadi waktu melakukan Self Healing dibutuhkan, ketika kita merasakan adanya pikiran negatif atau munculnya perasaan emosi berlebihan yang cukup mengganggu pada aktivitas dan gagal fokus pada kerja harian kita.
“Misal, ketika kita merasa segala sesuatu menjadi membosankan, sering kehilangan konsentrasi, atau merasakan kecemasan yang kadang tidak jelas sumbernya. Bisa juga kita mendeteksinya dari sinyal tubuh yang sifatnya fisik, seperti mudah lelah, sering ada keluhan fisik namun tidak ada penyebab yang jelas, atau sulit tidur,” ujarnya
Dari bentuk aktivitas, Self Healing dapat dilakukan dalam berbagai macam cara, seperti relaksasi melalui pernafasan, kontemplasi dengan meditasi atau yoga.
Serta menciptakan emosi positif yang akan berdampak terhadap munculnya endorfin atau hormon bahagia.
Selain itu, art-therapy juga dapat sebagai media terapi, dapat menggunakan seni untuk melepaskan dan mengekspresikan emosinya.
Aisah Dahlan mengungkapkan, manusia sebenarnya memiliki kemampuan untuk melakukan proses penyembuhan secara alamiah.
Meski demikian, ada orang-orang yang agak sulit untuk melakukan proses penyembuhan sendiri.
Dalam hal ini, lanjutnya, self healing dapat dibantu oleh tenaga profesional seperti psikolog. Klien akan didampingi untuk menemukan kekuatan pribadinya agar dapat “sembuh”.
“Tipe orang-orang tersebut membutuhkan bantuan yang bersifat langsung karena mereka akan merasa nyaman bila ada saran atau petunjuk yang jelas tentang apa yang harus dilakukan, tanpa harus melakukan proses refleksi,” ujarnya.
Refleksi sendiri disebut Aisah Dahlan, sebagai hal sangat penting yang perlu dilakukan selama self healing, yakni sebuah proses memaknai pengalaman yang terjadi.
Melalui proses refleksi, katanya, seseorang dapat mengenali pikiran dan perasaan negatifnya. Lalu menerima hal-hal tersebut sebagai sesuatu yang memang benar-benar ada tanpa berusaha menolak atau menghindarinya.
“Misal, menerima tentang kondisi sedang sakit, adanya anggota keluarga yang meninggal, bercerai, dan fakta-fakta yang lain. Penerimaan ini sangat penting agar membuat individu lebih tenang dengan keadaan dirinya dan lingkungan sekitarnya,” ucapnya.
Dikutip DeskJabar dari kanal YouTube SUAS dengan judul: The Power Of Self Healing - dr. Aisah Dahlan, CHt.Pada, 27 April 2022.
Sementara itu, terkait “kesembuhan”, menurut Aisah Dahlan kondisi tersebut dapat dicapai ketika diri sudah memahami dan menerima pikiran positif maupun membuang perasaan yang dirasa “mengganggu”, Akan merasa nyaman untuk kembali melakukan fungsi dan aktivitas sehari-hari. Meski mungkin ada perubahan Self Healing di beberapa aspek sebagai konsekuensi atas proses adaptasi dari kondisi sebelumnya.
“Setiap personal memiliki potensi-potensi internal untuk menemukan cara-cara pemenuhan kebutuhan privasinya. Intinya, yang paling tahu tentang diri kita adalah kita sendiri berarti Self Healing bisa dilakukan sendiri untuk sugesti dan motivasi diri,” tuturnya.***