Rasa percaya dan keamanan mereka berkurang, dan mereka mulai melihat dunia mereka sebagai tempat berbahaya yang dipenuhi orang dewasa yang tidak bisa menjaga mereka tetap aman.
Penelitian juga menunjukkan bahwa rasa saling menghormati dan ketergantungan seorang anak pada orang lain terganggu ketika terkena kekerasan sejak dini.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Putaran Pertama Liga 1 2022/2023, 3 Klub Promosi dari Liga 2 Siap Bersaing
Mereka mulai menganggap mengandalkan orang lain sebagai tanda kerentanan, dan melihat kekerasan sebagai elemen kunci interaksi dengan orang lain dalam hidup mereka.
“Bertahun-tahun yang lalu, menjadi perhatian staf kami bahwa seorang gadis muda di sekolah kami mengalami kekerasan di rumah,” kata Brown.
"Dia akan tiba di pagi hari, meletakkan mantel dan barang-barangnya di lemarinya, dan segera mengambil boneka bayi, yang akan dia serang dengan keras."
Sementara anak itu bukan korban langsung, menyaksikan kekerasan di rumah, antara orang yang dicintai, meninggalkan bekas yang dalam di jiwanya.
Dia tidak memiliki keterampilan verbal untuk mengartikulasikan apa yang dia alami, tetapi sudah mulai memasukkan perilaku itu ke dalam hidupnya.
Anak-anak Membutuhkan Kata-kata Jaminan
Meskipun tidak ada tempat untuk kekerasan fisik di rumah mana pun, bukan berarti anak-anak harus dilindungi dari semua argumen dan konflik.
Selama orang dewasa dalam situasi tersebut tetap mengendalikan emosi mereka, kemarahan dan frustrasi dapat menghadirkan kesempatan belajar yang penting.