"Disana banyak sekali terdapat jamuan makanan, sayur sayuran buah serta di bungkus dengan daun pisang. Dalam hajatan itu, ada sekelompok Penari lengkap dengan pemain dengan dan seruling serta 3 orang penari yang memang diambil dari gadis-gadis yang masih perawan," ujar Om Hao.
Hajatan itu diadakan diatas jam 10 malam. Saat itu yang membutuhkan hiburan bukan hanya dari golongan manusia. Tapi ada dari dimensi astral. Karena kata Om Hao di Desa tersebut adalah tempat yang keramat.
Sehingga, Badarawuhi sebagai penari di dimensi astral seringkali merasuki gadis-gadis penari manusia. Saat gadis tersebut dirasuki, ia akan hilang kesadaran tetapi tetap menari.
Baca Juga: Gaji ke-13 Segera Cair, Ini Daftar Lengkap Gaji Pokok ASN/PNS dan Pensiunan Serta Jumlah Tunjangan
Hal ini terjadi pada seorang Dawuh yang saat itu berusia 14 tahun, ia merupakan gadis yang masih perawan.
Sebelum Dawuh menari untuk perayaan ia harus melalukan ritual mandi di candi dan ketika mandi harus kuat ketika di datangi oleh ular, ular tersebut hanya melingkar badan. Ular ini merupakan jelmaan sosok Badarawuhi
Hingga Badarawuhi yang berwujud ular tersebut muncul dalam mimpinya dan berujar padanya "ndok cah ayuk, tak silir regomu. Awakmu manut to," (Anak yang cantik, saya pinjam ragamu. Kamu ikuti saja).
Ketika pagelaran akan dimulai, secara tiba-tiba gadis tersebut mengalami kerasukan. Sosok Badarawuhi menguasai raganya, sedangkan jiwanya hanya bisa terpaku memandangi dirinya menari semalam suntuk saat pagelaran.
Baca Juga: DAIHATSU INDONESIA MASTERS 2022, Hasil Draws Indonesia Harus Hadapi Lawan Tangguh dengan Ranking Terbaik Dunia
"Ketika menari itu, ajaibnya bisa semalam suntuk. Dan setelah itu dia sakit metafisik. karena di sukai oleh Badarawuhi," ujar Om Hao
Kata Om Hao, Dawuh yang sudah menari. Biasanya akan mengalami sakit misterius selama 3 hari, dan dalam hitungan 7 hari akan meninggal.