Namun antara Selatan dan Utara memiliki hubungan baik, kolam air tersebut disebut sebagai tempat persinggahan Ibu Ratu Pantai Selatan jika beliau sedang bertamu ke Utara Jawa.
"Ketika beliau pulang ke Selatan tempat tersebut dijaga oleh para Panglima dan Satria Pantai Selatan, baik laki-laki atau wanita.
Ratna Nareh sombong atas kekuatan yang dimilikinya.
Dan berani melanggar adat dari desa tersebut yaitu dilarang menggelar tarian yang diiringi gamelan.
Namun Ratna Nareh tidak memperdulikan larang tersebut dan memaksakannya.
Alasannya untuk mengundang seluruh makhluk gaib penghuni Alas Daha, termasuk penghuni di dalamnya.
Bahkan Ratna Nareh berteriak jika seluruh penghuni Alas Daha akan ditaklukkan satu persatu.
Dari kesombongannya itu, semua penduduk musnah termasuk dirinya.