Anak Usia di Bawah 7 Tahun Rentan Mengalami Kekurangan Cairan Saat Berpuasa, Ini Solusinya

- 28 April 2021, 13:23 WIB
Ilustrasi anak-anak sedang bermain.
Ilustrasi anak-anak sedang bermain. /Pixabay/Joseph Samson/

 

 

DESKJABAR - Bagi anak yang berusia di bawah 7 tahun, melaksanakan ibadah puasa bisa menjadi sebuah awal pembelajaran untuk mengenal makna dari berpuasa

Dokter spesialis anak dr. Ayi Dilla Septarini, Sp.A dari Universitas Indonesia mengatakan anak yang berusia di bawah 7 tahun merupakan kelompok yang lebih berisiko mengalami hipoglikemia apabila berpuasa.

Selain itu, kelompok usia ini lebih rentan mengalami kekurangan cairan. Perubahan pola tidur akibat bangun sahur juga dapat berdampak pada kemampuan belajar.

Dia mengatakan pada umumnya, hal-hal yang membuat anak lemah saat berpuasa adalah karena anak berpuasa tidak bertahap sesuai kemampuannya.

Baca Juga: Anton Charliyan tentang KRI Nanggala-402, Adiknya Pernah Jadi Komandan Kapal Selam Kini Tergolek Tak Berdaya

“Maka dari itu, agar anak tetap fit dan tidak lemas, lakukan durasi puasa secara bertahap. Jika tidak kuat, silahkan berbuka puasa karena anak-anak hukumnya belum wajib berpuasa,"  ujar dr. Ayi Dilla yang merupakan anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu dalam siaran resmi, Rabu 28 April 2021.

Dia menambahkan bahwa jika balita masih belum mampu bertahan, berikan mereka sedikit kelonggaran. Dalam satu bulan, balita mungkin akan melakukan peningkatan ketahanan berapa jam mereka bisa menahan lapar. Bahkan bisa jadi di akhir Ramadhan mereka mampu tidak sarapan hingga pukul 12 siang.

Ayi Dilla menyarankan saat berbuka puasa, orangtua memberi asupan seperti kurma atau sup buah untuk mengganti kalori yang hilang. Setelah shalat Maghrib, berikan anak makan besar. Lalu, setelah shalat tarawih, anak bisa diberi kudapan bergizi seperti kroket atau risoles.

Baca Juga: Jawa Barat dan Yogjakarta Provinsi dengan Kinerja Posko Covid-19 Terbaik

Dokter memberikan kiat untuk orangtua yang ingin mendorong anak termotivasi untuk berpuasa. Memberikan hadiah sederhana agar anak bersemangat boleh-boleh saja, seperti membuat makanan atau minuman favorit untuk berbuka puasa. Tanamkan juga keinginan berpuasa dalam hati anak-anak dengan cara memberikan pendidikan agama secara tersirat.

Kemudian, beri anak pengenalan sederhana mengenai manfaat puasa untuk kesehatan, seperti untuk memperbaiki sel-sel kekebalan tubuh yang rusak agar ia tidak mudah sakit sehingga ia bisa belajar dan bermain lebih lama.

Hal ini terjadi karena pada saat berpuasa, sistem kekebalan di dalam tubuh akan menghemat energi dengan cara meregenerasi sel-sel kekebalan tubuh yang rusak atau sudah tua untuk diganti dengan sel imunitas yang baru.

"Dengan memahami manfaat puasa untuk kesehatan, anak-anak tentu akan lebih bersemangat dalam menjalankan puasa," kata Dokter Spesialis Anak Primaya Hospital Bekasi Barat itu.

Orangtua juga bisa menumbuhkan semangat kompetitif. Misalnya, orangtua bisa memberi contoh kepada si kecil mengenai teman-teman seusianya yang sudah mulai berpuasa.

Dengan hal seperti ini, si kecil tentu akan kembali bersemangat dan tidak mau kalah dengan teman-temannya yang sudah mulai berpuasa. Terakhir, proses itu penting jadi ajakan puasa secara bertahap.***

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x