Inilah Cara Budidaya Ki Oray, Tanaman Berkhasiat Penambah Daya Tahan Tubuh

- 20 Februari 2021, 09:16 WIB
Budidaya ki oray cukup mudah bisa dilakukan di lahan pekarangan rumah
Budidaya ki oray cukup mudah bisa dilakukan di lahan pekarangan rumah /Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan/

DESKJABAR – Guna meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh di masa pandemi Covid-19 produk-produk suplemen herbal kian diminati masyarakat di Indonesia, salah satunya sambiloto atau masyarakat Sunda menyebutnya ki oray.

Apa salahnya jika Anda mau mencoba budidaya sambiloto atau ki oray tersebut, karena memiliki banyak ragam khasiat. Ki oray adalah tanaman berkhasiat sebagai penambah daya tahan tubuh.

Meski berasa pahit, senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman ki oray yaitu laktone yang terdiri dari deoksi andrografolid, andrografolid, flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan dammar.

Baca Juga: Ketua PSSI Mochamad Iriawan Ingatkan Kepada Suporter, untuk Tidak Melakukan Ini di Piala Menpora 2021

Senyawa utama yang dihasilkan tanaman sambiloto adalah andrografolid. Senyawa inilah yang memberikan rasa pahit.

Hasil penelitian menunjukkan, senyawa andrografolid tersebut bermanfaat dalam mengatasi berbagai penyakit, antara lain, sel kanker dan antitumor.

Juga berkhasiat sebagai antihepatoprotektif, antiinflamasi, antioksidan, antidiabetes (menurunkan gula darah), antimalaria, dan antimikroba (antibakteri, antifungi, dan antiviral).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak sambiloto merupakan alternatif dalam menyembuhkan infeksi bagian atas saluran pernapasan tanpa komplikasi.

Baca Juga: SEJARAH HARI INI, Kawah Sinila di Gunung Dieng Meletus 149 Warga Tewas Terjebak Gas Racun Mematikan

Budidaya Ki Oray

Mengutip indonesia.go.id, menurut Gusmaini, peneliti tanaman obat dan rempah di Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian (Balitbangtan), senyawa andrografolid tersebut terdapat di dalam bagian atas jaringan tanaman yaitu daun, batang, bunga, dan kandungan tertinggi terdapat pada daun.

Balitbangtan menyarankan, khasiat terbaik diperoleh bila tananam tersebut dibudidayakan. Bukan diambil dari sambiloto yang berkembang liar.

Pasalnya, tanaman ini cukup cepat berproduksi. Dari masa tanam hingga panen berkisar 2,5 hingga 4 bulan. Tergantung iklim di daerah budidaya sambiloto.

Baca Juga: Kain Ulos Batak Terkenal Ke Mancanegara, Kain Khas Sumatera Utara Ini Dipamerkan di Eco fashion Belgia

Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Tingginya pohon bisa mencapai 90 centimeter.

Sambiloto dapat tumbuh baik pada curah hujan 2.000-3.000 mm/tahun dan suhu udara 25-32 derajat Celcius. Kelembapan yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70--90 persen dengan penyinaran agak lama.

Memperbanyak tumbunan ini bisa melalui biji atau setek. Jika ditanam pada saat iklim kering atau musim kemarau, sambiloto akan cepat berbunga, sehingga perlu segera dipanen.

Tetapi bila ditanam musim hujan, akan lambat berbunga dan lebih banyak tumbuh daun. Sambiloto yang siap dipanen memiliki ciri munculnya bunga atau sebelum bunga mekar.

Baca Juga: Pungli Bansos UMKM: Oknum di 7 Kecamatan di Kabupaten Bandung Sunat BLT hingga Rp804 Juta

 Budidaya sambiloto tidak memerlukan lahan yang luas, pada lahan yang sempit atau di pekarangan rumahpun bisa, termasuk jika ditanam di dalam pot.

Jika dilihat dari khasiatnya, sambiloto dapat mengatasi beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus, serta mengatur dan memacu daya tahan tubuh. Jadi, tidak menutup kemungkinan tanaman ini juga berpotensi dalam mencegah atau mengatasi virus Covid-19.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah