DESKJABAR – Untuk menjaga dari paparan pandemi Covid-19 mendorong masyarakat tak saja mengkonsumsi multivitamin tetapi juga mengonkumsi suplemen herbal untuk meningkatkan daya imunitas tubuh.
Bahkan, sejumlah produk dipercaya mampu menangkal dan mengenyahkan virus corona dari pasien yang terinfeksi. Begitu pula tumbuhan sambiloto, si raja pahit atau ki oray yang memiliki banyak ragam khasiat.
Pada awal pandemi permintaan produk-produk herbal begitu melesat. Ketika itu harga temulawak meroket, begitu juga dengan jahe merah, habatussauuda, dan madu, hingga komoditas itu sulit ditemui di pasaran.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI, Kawah Sinila di Gunung Dieng Meletus 149 Warga Tewas Terjebak Gas Racun Mematikan
Mengutip dari indonesia.go.id, Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) mencatat sepanjang 2020 diperkirakan perputaran nilai produk jamu dan herbal di Indonesia antara Rp16 triliun--Rp20 triliun.
Khususnya produk-produk herbal yang mengandung jahe merah, temulawak (curcuma), habatussauda, dan madu.
Di luar itu, tumbuhan yang juga banyak dicari masyarakat adalah sambiloto (andrographis paniculata). Di masyarakat Indonesia sambiloto sudah cukup dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda.
Masyarakat Sunda menyebutnya tumbuhan yang memiliki rasa pahit itu menyebutnya ki oray, masyarakat Minangkabau menyebutnya ampadu tanah, di pulau Madura disebut pepaitan, dan bagi orang Jawa Mataraman disebut ramuan ki pait, bidara, dan andiloto.