Takut Gemuk Karena Karbohidrat? Ini Kata Ahli Diet Cara Menyiasati Biar Karbo tak Naikkan Kolesterol dan Gula

17 September 2022, 11:50 WIB
Memahami tentang jenis karbohidrat dapat membantu diet menjadi sehat dan aman. Tak takut gemuk dan kolesterol serta kadar gula naik. /Pixabay/ congerdesign/

DESKJABAR - Selama ini banyak yang menganggap karbohidrat adalah sumber penambah berat badan, bikin gemuk seseorang, juga menaikkan kolesterol dan gula darah.

Jadi, untuk menghindari badan gemuk, berat badan berlebih, dan kolesterol serta kadar gula tinggi, banyak orang yang menghindari sumber karbohidrat, seperti nasi dan tepung-tepungan.

Orang yang ingin tetap langsing dan sehat, selalu memasukkan diet karbo dari asupan nutrisinya setiap hari.

Betulkah karbohidrat harus dihindari jika kita tak ingin gemuk dan memiliki badan langsing seperti artis-artis Korea?

Baca Juga: AMAZING! Wajah Glowing dan Sehat, Bebas Jerawat Berkat Buah Imut Ini, Sering-sering Konsumsi Dong

Ini ada bahasan dokter spesialis diet dr. Christopher Andrian. Dikutip dari AntaraNews.com yang dirilis pada Kamis 15 September 2022.

Menurut dr Christopher, karbohidrat tidak mesti dihindari ketika kita melakukan diet, namun yang penting harus diatur porsi yang dikonsumsi.

Sebelum menjelaskan lebih lanjut, spesialis diet ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan diet.

Diet, jelasnya, adalah asupan makanan yang dikonsumsi seseorang. Jadi, seseorang makan itu namanya diet.

Baca Juga: 2 Tips Ikut Gerakan Food Freedom, Temukan Kembali Rasa Kenyang Anda, Tanpa Diet

Ia mengakui bahwa seringkali karbohidrat menjadi kambing hitam dalam upaya menghindari kegemukan alias memperoleh badan langsing, juga masalah kolsterol dan kadar gula darah. Pokoknya, lanjut dia, karbohidrat mempunyai bad reputation di Indonesia.

"(Itu) karena orang Indonesia hampir 70 sampai dengan 80 persen makanannya karbohidrat. Tapi masalahnya, kita makan nasi itu pakai apa?" ujarnya.

Jika makan nasi dengan bakwan goreng, misalnya, bihun goreng, kentang balado, jelas salah.

"Itu hampir 80 pesern isinya kan karbohidrat semua (terigu di bakwan, tepung beras di bihun, kentang, Red.)," tegasnya.

Baca Juga: Minuman Segar Bikin Kulit Halus dan Sehat Ala Dokter Zaidul Akbar, Mudah Dibuat dan Murah

Akibatnya, kata Christopher, jika pola makan seperti itu terus menerus dan menjadi kebiasaan, bisa jadi kolesterol dan gula darah naik.

Dengan kata lain, mengonsumsi karbohidrat asal tidak berlebihan tidak akan menjadi masalah. Namun jika mengonsumsi karbohidrat berlebih dengan sering bahkan menjadi kebiasaan itu tidak baik.

"Kalau itu diterusin, kolesterol bisa naik, gula juga naik," katanya menjelaskan.

Sama halnya seperti makan roti ditambah selai. "Itu kan karbo tambah karbo lagi. Jadi akan ada double triple karbo," katanya.

Itu, tambahnya, yang jadi masalah. Apalagi, karbo fungsinya untuk membakar kalori, tapi yang bersangkutan malah sehari-hari cuma duduk. Akhirnya karbonya menjadi lemak.

Baca Juga: Rajin Melakukan Cara Ini, Kulit Halus dan Sehat Seperti Artis Akan Didapat, Lakukan dengan Teratur

"Jadi sebenarnya yang benar adalah jangan pernah mengombinasikan dua sampai tiga karbohidrat dala sekali makan," ungkapnya.

Selain itu, Christopher juga mengimbau agar masyarakat dapat membedakan karbohidrat kompleks dan simpleks saat melakukan diet.

Jika dapat membedakan dua jenis karbohidrat itu, diet akan aman, baik dan sehat.

Karbohidrat simpleks adalah karbo yang mudah diserap tubuh. "Tidak butuh effort banyak untuk mencerna itu. Contohnya nasi putih, roti putih, gula pasir, gula jawa," ujarnya menjelaskan.

Sedangkan karbohidrat kompleks memerlukan efforts yang lebih keras dari tubuh untuk mencernanya. Contoh karbohidrat kompleks adalah singkong, nasi merah, roti gandum. ***

 

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler