Siapkan Cadangan Pangan untuk Antisipasi Memanjangnya Pandemi Covid-19

- 15 November 2020, 17:45 WIB
Tanaman ubi jalar pada pekarangan masyarakat di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Tanaman ubi jalar pada pekarangan masyarakat di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. /DeskJabar/Kodar Solihat

DESKJABAR – Negara Indonesia beresiko ikut terancam krisis pangan, jika pandemi Covid-19 kemudian berkepanjangan. Sebagai antisipasi, pola konsumsi pangan lokal didorong pada masing-masing wilayah, terutama jagung,  umbi-umbian, dan kacang-kacangan.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi melalui siaran pers diterima DeskJabar, Minggu, 15 November 2020 menyebutkan, adalah komoditas pangan lokal, seperti ubi kayu, jagung, sagu, pisang, kentang dan sorgum diharapkan dapat menjadi pola konsumsi baru.

Disebutan, pangan berupa jagung, umbi-umbian, dan kacang-kacangan sebenarnya juga memiliki kandungan karbohidrat seperti halnya beras. Yang diperlukan, adalah bagaimana upaya meningkatkan produksi komoditas-komoditas pangan dimaksud serta mengolahnya agar dapat dikonsumsi secara masif.

Disebutkan, Pemerintah tidak memungkiri bahwa pandemi berkepanjangan dapat menimbulkan krisis pangan di Indonesia. Sebagai contoh program perluasan area tanam baru sekitar 165.000 hektare di Provinsi Kalimantan Tengah yang merupakan salah satu upaya peningkatan ketersediaan pangan.

“Pengembangan lahan rawa di Kalimantan Tengah adalah contoh penambahan perluasan area tanam baru. Luas areal tanam baru ini bisa untuk padi, jagung, bawang merah dan cabai,” kata dia.

Baca Juga: Agribisnis Ubi Jalar Bermanfaat Hindari Tanah Menganggur

Perubahan iklim

Secara umum, terganggunya sistem logistik dan rantai pasok pangan memang salah satu dampak nyata dari pandemi Covid-19 dan masih terus berlangsung hingga saat ini. Bahkan, pada dua bulan pertama setelah pandemi, indeks ketahanan pangan nasional sempat turun dari 44,10 menjadi 40,10.

Hal itu disebabkan adanya kekagetan dari masyarakat yang mengurangi konsumsi pangan mereka. Tetapi kemudian telah terjadi peningkatan indeks ketahanan pangan dari April hingga Agustus.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x