Di sisi lain, kata dia, pandemi secara tidak langsung merubah perilaku konsumen dalam berbelanja yang kini banyak beralih menggunakan transaksi daring menggunakan platform digital.
Meski begitu, imbuh dia, transformasi usaha melalui pemanfaatan teknologi digital tidak serta merta bisa dilakukan langsung optimal oleh pelaku UMKM.
“Mereka terkendala masalah kualitas produk, kapasitas produksi, literasi digital yang belum dikuasai,” kata Menko Airlangga.
Sementara itu, lanjut dia, gaya hidup halal mengalami perkembangan pesat dalam dua dasarwarsa terakhir.
Menko Airlangga mengutip data State of Global Islamic Economy 2019-2020, konsumsi gaya hidup muslim meningkat dari 2,2 triliun dolar AS pada 2018 diproyeksi mencapai 3,2 triliun dolar AS pada 2024.
“Namun peningkatan itu dipengaruhi juga tingginya impor Indonesia terhadap produk halal dan ini perlu diikuti kemampuan produksi di dalam negeri agar produk UMKM bisa masuk pasar global,” kata Menko Airlangga. ***