DESKJABAR – Sekitar 78.000 hektar tambak udang mangkrak di pantai utara (Pantura) Jawa, potensial diubah menjadi tempat usaha perikanan budidaya ikan nila salin. Usaha budidaya ikan nila jenis salin dijadikan solusi pemberdayaan sejumlah tambak menganggur di utara Pulau Jawa.
Modeling perikanan budidaya nila salin sudah dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, sebagai percontohan pemberdayaan tambak udang yang mangkrak menjadi usaha ikan nila salin.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dan Direktur Utama Bank BRI, Suharso, sudah meninjau modeling budidaya nila salin berbasis kawasan seluas 80 hektare di Balai Layanan Umum Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang, pada Jumat, 2 Februari 2024.
Baca Juga: Pasarnya Bagus, Budidaya Ikan Nila Salin Potensi Bisnis di Pantura Jawa Barat
Gambaran ikan nila salin
Pada sejumlah jalur pantura Pulau Jawa terjadi banyak tambak udang yang nganggur, termasuk di Karawang, Subang, dan Indramayu. Bahkan di Subang, sebagian ada pula sawah menjadi tidak dapat digunakan akibat salinitas air laut yang meninggi.
Ikan nila jenis salin, merupakan jenis ikan nila yang bisa hidup pada air asin. Dengan budidaya ikan nila jenis salin, diharapkan tingkat kehidupan dan keberhasilan budidaya ikan berhasil bagus, apalagi ditunjang pasarnya yang bagus.
Usaha budidaya ikan nila salin diarahkan memasok ke pasar domestik dan ekspor. Diperhitungkan, produktivitas ikan nila salin mencapai 7.000-an ton per siklus. Berat ikan diklaim sekitar 1 kg dengan masa produksi 8-9 bulan.
Baca Juga: Ikan Nila Kini Dijuluki “Emas Hitam” di Usaha Perikanan Air Tawar, Ada Peluang Bisnis Fillet
Strategi modeling budidaya sekaligus untuk mendongkrak produksi ikan nila salin nasional, yang telah ditetapkan sebagai komoditas perikanan unggulan ekspor.