Produk Kerajinan Tangan HABE Sukses Tembus Pasar Global

- 20 Januari 2024, 21:37 WIB
HABE menjadi pelaku UMKM ekspor yang berhasil menembus pasar global. Salah satu bukti nyatanya adalah menjadi peserta pameran prestisius bertaraf global oleh The Korean Importer Association (KOIMA).
HABE menjadi pelaku UMKM ekspor yang berhasil menembus pasar global. Salah satu bukti nyatanya adalah menjadi peserta pameran prestisius bertaraf global oleh The Korean Importer Association (KOIMA). /

DESKJABAR - HABE menjadi pelaku UMKM ekspor yang berhasil menembus pasar global. Salah satu bukti nyatanya adalah menjadi peserta pameran prestisius bertaraf global oleh The Korean Importer Association (KOIMA).

HABE didirikan pada November 2013. Awalnya mereka merupakan Perusahaan Modal Asing (PMA) yang dirintis Hendra Budiman bersama dua orang rekannya Warga Negara Belanda yang berdomisili di Kota Klaten. Perusahaan ini bergerak di bidang kerajinan tangan yang memiliki berbagai produk.

Hendra menyampaikan, perseroan memiliki beberapa klaster produk, di antaranya kerajinan dari kayu jati, produk kerajinan dengan bahan dasar daun-daunan dan bunga, bambu, kayu albasia, batu alam, hingga koleksi dream catcher.

Baca Juga: Mengenal SIWASLU, Sistem Aplikasi Berbasis Digital dalam Pengawasan dan Penghitungan Suara Pemilu 2024

Seluruh produk yang diproduksi HABE diekspor ke luar negeri dan omzetnya pada tahun lalu mencapai USD 2,1 juta atau setara Rp32,77 miliar, dan telah banyak menyerap tenaga kerja.

"Kalau omzet setahun terakhir sekitar USD 2,1 juta untuk tahun 2023, tentu kami berharap ini dapat terus tumbuh untuk mendorong penguatan kinerja UMKM Indonesia," sebutnya.

HABE melakukan kerja sama dengan berbagai vendor untuk mendapatkan bahan yang akan diolah menjadi berbagai produk kerajinan tangan.

Untuk kayu jati, pihaknya bekerja sama dengan beberapa vendor dari wilayah Jawa Timur, seperti Ngawi dan Bojonegoro. Untuk bahan daun-daunan seperti pelepah pisang dan eceng gondok didapatkan dari vendor di Bantul.

Kemudian, untuk kayu albasia yang akan diolah menjadi bentuk ikan dan kuda laut bahannya berasal dari Bali. Lalu, bahan baku pembuatan dream catcher berasal dari Madura, dan bambu serta rotan berasal dari Magelang dan Klaten.

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x