“Padahal pasar secara langsung kini membesar, ini pun diperoleh bisnis teh yang mengusung brand lokal,” ujar Rachmad Gunadi melalui webinar Indonesian Artisan Tea.
Soal bisnis teh secara umum atar negara di dunia, disebutkan Rachmad Gunadi, faktor politis biasanya kurang berpengaruh. Lain halnya di Indonesia, karena kondisinya sedang tidak normal, sehingga muncul dampak balik kepada bisnis perkebunan, termasuk teh.
Baca Juga: Komoditas Teh Masih Bisnis Potensial Perkebunan di Indonesia, Termasuk PTPN
Ketua ARTI Jawa Barat, Mei Ping Candra menyebutkan, bahwa bergairahnya teh brand lokal, selain munculkan kegairahan pada bisnis teh domestik, juga muncul kecintaan kepada lingkungan. Pengaruhnya akan berperan strategis bagi penyelamatan areal perkebunan teh di Indonesia dan lingkungan.
Pada sesi diskusi, ada petani perkebunan asal Jawa Tengah yang melontarkan bahwa bergairahnya pasar teh brand lokal menjadi motivasi bagi para petani teh di daerahnya. Jika kemudian teh brand lokal semakin kuat, diharapkan mampu memotivasi petani lainnya kembali bertanam teh.
Disebutkan, pada kondisi di desanya, areal perkebunan teh 90 persen sudah dialihfungsikan ke usaha sayuran. Dampaknya kini dirasakan, yaitu terjadinya bencana alam longsor. Padahal sewaktu tanaman-tanaman teh masih dominan, desanya belum pernah mengalami bencana alam. ***