Ada pun boiler pabrik gula, diketahui adalah ketel uap yang merupakan “jantung” pabrik gula. Fungsi boiler adalah menyediakan uap untuk digunakan rangkaian proses pembuatan gula, seperti gilingan, pemanasan nira, penguapan nira, pemasakan nila kental, sampai pemutaran gilingan.
Jika benar PG Sindanglaut kembali diaktifkan, tentu akan membangkitkan kembali usaha dan tradisi perkebunan tebu oleh para petani pada wilayah kerja pabrik gula itu. Yang jelas, PG Sindanglaut beroperasi untuk mendukung upaya swasembada gula nasional Indonesia.
PG Sindanglaut diketahui ditutup sejak tahun 2020, karena kekurangan bahan baku tebu. Apalagi, di Cirebon sudah rahasia umum, terjadi konflik kepentingan lahan-lahan pertanian, antara produksi padi, tebu, jagung, dan diincar bisnis konglomerasi untuk bisnis properti.
PG Sindanglaut berlokasi di Cipeujeuh, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Lokasi PG Sindanglaut merupakan ikon perlintasan Lemahabang, apalagi berada di depan perlintasan rel kereta api, dan selama ini menjadi kultur khas masyarakat sekitar sampai nasibnya ditutup tahun 2020.
Nah, benarkah ada tanda-tanda PG Sindanglaut akan kembali diaktifkan ? Jika benar, tentu merupakan kabar baik bagi bisnis produksi gula Indonesia. Sebab, merupakan fenomena yang spektakuler dan sebuah prestasi, ada pabrik gula mati berhasil dihidupkan kembali. ***