Dalam dialog itu, para petani tebu berharap agar PG Sindanglaut kembali diaktifkan, sehingga para petani tebu bisa menjual panennya. Misalnya, salah seorang petani tebu, Nurhayati mengatakan, “Pengennya pabrik itu buka lagi,” ujarnya.
Keterangan serupa dilontarkan petani tebu lainnya, Ajhar, yang sekaligus menyayangkan PG Sindanglaut yang penuh historical kini ditutup. Jika menyuplai tebu ke pabrik gila lain, lokasinya terlalu jauh.
Bahkan, para petani tebu di Astanajapura juga berharap kultur perkebunan tebu tetap lestari. “Kenapa kita harap buka, romantisme masa kecil hilang sejak lama. Kalau harus ke PG Tersana Baru sewa loadernya aja susah, nggak bisa jauh,” jelasnya. ***