Logee Trans juga fokus pada model bisnis dan skema pembayaran yang saling menguntungkan, khususnya dalam industri 4.0 di segmen pengangkutan barang.
Kedua model bisnis ini diklaimnya memberikan fleksibilitas, baik kepada pemilik kargo dan pemilik truk, dalam melakukan transaksi. Logee juga mengklaim bisa memberikan kemudahan kepada pemilik kargo dan truk untuk melakukan pengiriman barang sehingga produktivitas akan meningkat.
Logee Port
Dumoli menambahkan, untuk Logee Port, adalah platform terintegrasi dengan Logee Truck dan sistem di Pelabuhan Peti Kemas (PPK) yang hadir dalam menjawab kebutuhan digitalisasi pengurusan kontainer di Pelabuhan hingga pemesanan armada yang lebih cepat.
Logee Port telah terintegrasi dengan beberapa terminal peti kemas di Tanjung Priok salah satunya KSO TPK Koja.
Karenanya, Logee Port bisa memberi kemudahan kepada PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) untuk pengurusan kontainer di Terminal Pelabuhan Peti Kemas terintegrasi hingga pencarian armada secara cepat, mudah, ringkas, dan transparan.
Logee Port juga telah terintegrasi dengan beberapa terminal peti kemas di Tanjung Priok, salah satunya New Priok Container Terminal One (NPCT1)1. NPCT1 adalah salah satu terminal Peti Kemas terbesar di Jakarta dengan kapasitas 1.5 juta TEUs yang berlokasi di Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara.
Selain itu, kata dia, layanan ini sudah disertai pengelolaan pengurusan impor dan ekspor secara digital di beberapa terminal peti kemas guna mendukung kemudahan layanan mandiri bagi para pelaku usaha PPJK tersebut. ***