Usaha komoditi sawit, kini dinilai lebih menguntungkan serta menjadi andalan bisnis perkebunan di Indonesia, dimana di Jawa Barat ada sebagian lokasi yang dinilai cocok.
Sedangkan komoditi karet alam di Indonesia bisnisnya berharap dapat kembali bangkit, karena mengalami kondisi lesu yang sudah lama.
Kepala Bagian Karet dan Sawit PTPN VIII, Budi H Tresnadi, mengatakan, salah satu tantangan usaha komoditi karet adalah harga yang cenderung stagnan terlalu lama, misalnya harga karet olahan jenis RSS1 kini hanya 157 sen dollar AS/kg.
Padahal, delapan tahun lalu harga karet olahan RSS1 rata-rata 4 dolar AS/kg.
Pada sisi lain, kata Budi Tresnadi, adalah anomali kondisi harga yang kini terjadi, dimana harga minyak dunia sedang naik, tetapi harga karet malah tidak ikut naik.
Padahal, biasanya, harga karet alam selalu ikut naik jika harga minyak dunia dan karet sintetis naik.
Baca Juga: Perkebunan, Panen Tembakau Jawa Barat Diyakini Tetap Bagus di Sumedang, Majalengka, dan Pangandaran
Diketahui, 70 persen kebutuhan karet alam dunia adalah untuk bahan baku ban mobil. Fenomena berkembang, harga ban mobil terus naik, dan industri otomotif Indonesia dan dunia kembali bergairah.
Di Jawa Barat dan Banten diketahui masih banyak unit perkebunan yang mengusahakan komoditi karet, baik perkebunan negara PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII), perkebunan swasta, serta kebun karet rakyat.