Network
DESKJABAR - Produk kerajinan gembol yang bahan baku dari akar atau tunggak kayu jati di Kota Kendari hingga kini masih cukup diminati konsumen, baik pasar lokal di Kota Kendari, Sulawesi tenggara maupun dari mancangera.
"Permintaan pasar akan produk gembol di Kota Kendari masih cukup beragam, namun kami sudah tidak mampu lagi untuk memproduksinya karena sulitnya untuk mendapatkan bahan bakunya," ujar Arman, salah seorang dari beberapa perajin gembol dibilangan jalan Chaeril Anwar Wua-Wua Koat kendari, Minggu, 31 Januari 2021.
Menurut Arman, perajin gembol kesulitan mengembangkan usaha, karena pasokan bahan baku dari tunggak jati lokal sudah tidak ada lagi.
Baca Juga: Sudah Waktunya Petani Melek Teknologi Pangan, Ini Alasannya
Bahan baku gembol yang biasanya dipasok dari Kabupaten Muna, Muna Barat dan sebagian Konawe Selatan itu sudah sangat sulit dan walaupun ada petani yang membawanya hanya dalam jumlah terbatas.
"Stok bahan baku gembol dari tunggak jati terasa makin sulit diperoleh atau berbeda dengan 10 tahun lalu," kata Arman, seperti dikutip dari Antara.
Tunggak jati kualitas terbaik adalah limba dari pengolahan kayu jati lokal dari Kabupaten Muna dan Muna Barat yang berusia puluhan bahkan ada ratusan tahun.
Baca Juga: Anda Penggemar Kopi, Inilah 6 Hal yang Terjadi pada Tubuh Anda Jika Minum Kopi Setiap Hari
"Petani atau pengumpul tunggak jati memperoleh penghasilan lumayan karena setelah menjadi gembol dengan produk meja, kursi dan aksesori cinderamata maka dijual Rp3 juta hingga puluhan juta per satu jenis," ujar Arman.
Bahkan hasil karya perajin di Kota Kendari pada 20-30 tahun lalu lalu tidak hanya diminati pelanggan daerah setempat, tetapi menerima pesanan dari pengusaha mebel besar dari Jakarta, Surabaya, Bali hingga ekspor ke luar negeri.
