DESKJABAR - Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menilai bahwa kelangkaan pupuk bersubsidi pada tahun 2021 seharusnya tidak akan terjadi, karena sebenarnya kapasitas produksi Pupuk Indonesia masih berlebih.
Alasan Winarno Tohir karena hanya 43 persen petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi, dari total usulan kebutuhan yang diajukan petani dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Mengutip dari kantor berita Antara, kalaupun pada tahun 2020 terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi, menurutnya, hal ini terjadi karena turunnya alokasi pupuk subsidi menjadi hanya 7,9 juta ton.
Baca Juga: Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas, Warga 2 Dusun Lereng Gunung Berlarian
Namun demikian, pada September 2020, Kementerian Pertanian menambah alokasi pupuk subsidi sebesar 1 juta ton sehingga total subsidi tahun 2020 menjadi 8,9 juta ton.
Seperti diketahui, Wakil Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bustanul Arifin mengatakan bahwa 2021 masih berpotensi terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi.
Hal ini terjadi karena ada perbedaan besar antara kebutuhan pupuk bersubsidi dengan alokasi yang disediakan melalui APBN, serta validitas data yang belum ideal.
Seperti diketahui, berdasarkan usulan e-RDKK dari seluruh daerah, kebutuhan pupuk bersubsidi tahun 2021 mencapai 23,4 juta ton dengan luas lahan baku 7,46 juta hektar.
Baca Juga: Limbah Medis di Bandung Capai 2 Ton Hanya dalam 3 Bulan, Asalnya dari Sini