Kemelut Harga Kedelai, Apa Kabar Produksi Lokal ?

- 3 Januari 2021, 18:58 WIB
Benih-benih unggulan kedelai lokal lansiran Kementerian Pertanian
Benih-benih unggulan kedelai lokal lansiran Kementerian Pertanian /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Usaha budidaya kedelai di Indonesia harus menjadi daya tarik bagi para petani, agar mampu mendorong peningkatan kemampuan produksi kedelai lokal.

Produksi lokal kedelai yang belum begitu terdongkrak, menjadi salah satu penyebab utama selalu terulangnya kemelut harga kedelai.  

Kejadian mogoknya para penjual tahu dan tempe untuk kesekian kali akibat persoalan harga kedelai, menjadi kondisi berulang selama beberapa tahun terakhir.

Apalagi, kebutuhan kedelai Indonesia diketahui mayoritas mengandalkan impor. Ini sangat berkaitan jumlah pasokan dan harga, yang selama ini menjadi persoalan utama urusan kedelai di Indonesia.

Baca Juga: Penjualan Tahu dan Tempe Dihentikan Sementara Sampai Hari Minggu

Wakil Ketua III Asosiasi Pedagang Komoditas Agro (APKA) Jawa Barat, Bambang Satrijadi, kepada DeskJabar, di Bandung, Minggu, 3 Januari 2021, mengkritisi masih selalu terulangnya persoalan harga kedelai di Indonesia yang kini kembali terjadi.

“Sepertinya banyak faktor, antara belum ketemunya antara produksi lokal, serta kondisi produksi dan harga kedelai dunia, maupun politis perdagangannya. Ini tampaknya yang selalu menjadi persoalan utama, sehingga kemelut harga kedelai di Indonesia masih selalu menjadi ‘rutin’ terjadi,” ujarnya.

Kacang bulu, adalah kedelai lokal muda yang dipaten petani, dijual oleh tukang bajigur dengan cara direbus. *.
Kacang bulu, adalah kedelai lokal muda yang dipaten petani, dijual oleh tukang bajigur dengan cara direbus. *. DeskJabar

 

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x