Network
DESKJABAR - SPAC adalah perusahaan shell yang terdaftar di bursa yang mengumpulkan uang melalui penawaran umum perdana (IPO) dan bergabung dengan perusahaan dengan membujuk mereka dengan jadwal pencatatan yang lebih pendek.
Struktur semacam itu telah meningkatkan rekor total lebih dari $ 70 miliar di Amerika Serikat tahun ini, menjadikannya salah satu tren investasi Wall Street terpanas tahun 2020.
Sejumlah besar unicorn teknologi siap IPO di Asia kemungkinan akan meningkatkan tindakan, kata para bankir, pengacara, dan investor yang berurusan dengan pengumpulan modal dan merger.
Taipan Hong Kong Richard Li, kapitalis ventura Peter Thiel, perusahaan pembelian China CITIC Capital, pengusaha perawatan kesehatan yang berbasis di Singapura David Sin dan mantan manajer hedge fund George Raymond Zage adalah di antara daftar pendukung SPAC yang terus berkembang.
“Saat ini, tidak ada satu percakapan pun yang terjadi di Asia ketika SPAC tidak dibahas. Asia Tenggara adalah pasar fokus mengingat jumlah perusahaan yang mendukung teknologi berkembang pesat, ”kata Sarab Bhutani, kepala perbankan investasi Asia Tenggara di Nomura.
Banyak SPAC mengadakan pembicaraan dengan teknologi, perawatan kesehatan dan Start-Up Asia Tenggara, bankir dan pengacara yang mengetahui masalah tersebut mengatakan.
Ride-hailing dan raksasa pengiriman makanan Grab dan Gojek dan perusahaan e-commerce Bukalapak semuanya telah didekati atau menjadi target SPAC, kata mereka. seperti dikutp DeskJabar dari Reuters.
Grab dan Gojek menolak berkomentar, sedangkan Bukalapak tidak menanggapi permintaan komentar Reuters. Traveloka, yang mengoperasikan aplikasi perjalanan online terbesar di Asia Tenggara, mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya akan segera go public dan sedang mengevaluasi merger dengan SPAC sebagai opsi.***
