UKM di Asia Tenggara Paling Banyak Jadi Sasaran Serangan Siber. Simak Datanya

- 23 November 2020, 12:52 WIB
Sejumlah pekerja membungkus teh di salah satu pabrik teh Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu , 9 September 2020
Sejumlah pekerja membungkus teh di salah satu pabrik teh Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu , 9 September 2020 /Oky Lukmansyah/ANTARA FOTO

Jenis ancaman canggih tersebut cenderung sangat sulit dideteksi karena sifatnya yang ditargetkan.

"Ketika berhasil, serangan ini bisa menyebabkan kerugian yang sangat besar. Rata-rata, serangan yang berhasil terhadap UKM dapat menghabiskan biaya hingga 130.000 dolar AS. Jika dihadapkan dengan situasi saat ini, itu merupakan jumlah yang sangat besar," kata Yeo Siang Tiong.

Baca Juga: BLACKPINK Rilis Teaser Proyek Baru, Kota Jakarta Turut Disebut

Studi yang sama pada bulan Juni lalu dengan para 5.266 pembuat keputusan bisnis TI dari 31 negara, mengungkapkan celah yang memerlukan perbaikan mendesak, mengingat lebih dari setengah UKM di Asia Tenggara (66 persen) mengakui kurangnya visibilitas infrastruktur dan (64 persen) ketidakmampuan untuk mendeteksi ancaman serius di antara banyaknya peringatan yang datang.

Selain itu, hampir tujuh dari 10 (66 persen) responden mengungkapkan kurangnya staf teknis yang terampil untuk mendeteksi ancaman dan menanggapi insiden yang kompleks.

Hampir dua pertiga (64 persen) juga mengakui ketidakmampuan mereka untuk menanggapi dan membersihkan dengan benar setelah serangan siber canggih terjadi dan sekitar 58 persen menyatakan bahwa mereka belum memiliki wawasan dan intelijen memadai tentang ancaman yang secara khusus dihadapi oleh bisnis mereka.

Baca Juga: Valentino Rossi Resmi Berpisah dengan Monster Energy Yamaha Seusai Laga Pamungkas GP Portugal

"Jelas bahwa ada dua area yang perlu segera dibenahi oleh sektor ini, yaitu visibilitas infrastruktur terhadap ancaman kompleks untuk mengidentifikasi serangan siber hingga yang paling canggih, dan keahlian untuk melakukan investigasi serta respons insiden cerdas," ujar Yeo Siang Tiong.

Pada 2020, Kaspersky telah meluncurkan solusi terbaru Kaspersky EDR Optimum (KEDRO) yang memungkinkan UKM  untuk menerapkan skenario mendeteksi ancaman dan respons titik akhir (EDR) dasar yang diperlukan untuk berbagai perusahaan, dan menyediakan visibilitas infrastruktur serta kemampuan investigasi hingga respons insiden.***

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah