Anda Pelaku UKM dan Menawarkan Produk Melalui WhatsApp? Perhatikan Hal Ini

- 2 November 2020, 10:08 WIB
ILUSTRASI foto.
ILUSTRASI foto. /ANTARA/

DESKJABAR - Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak pemilik usaha yang mengandalkan platform digital seperti WhatsApp (WA) untuk berkomunikasi dengan calon pembeli dalam menawarkan produknya.

Aplikasi WA –terutama oleh pelaku UKM-- dinilai efektif dan cepat menemui sasarannya. Siapapun, bisa melakukannya. Namun ternyata, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pelaku bisnis yang mengandalkan WA dalam memasarkan produknya.

Project Leader ukmindonesia.id, Dewi Meisari, seperti dilansir Antara, membagikan sejumlah tips bagi para pemilik UKM saat melakukan promosi produknya lewat WhatsApp.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi, UKM Harus Pandai Menggunakan Ketersediaan Teknologi Digital

Baca Juga: Usaha Perbenihan Ikan Nila Nirwana Berkembang di Purwakarta

"Pertama, jangan mengirim banyak foto karena akan merepotkan customer harus mengunduh," ujar Dewi dalam briefing virtual program "100 UKM Juwara," Jumat beberapa waktu lalu.

Sebagai alternatif yang lebih nyaman, para pemilik UKM dapat memakai tools WhatsApp katalog dengan cukup hanya mengirim link, sehingga calon pembeli tidak perlu mengunduh.

Dewi juga melihat banyak admin UKM yang tidak mengelola kontak konsumen dengan rapi. Pelaku UKM dapat mengelola kontak dengan mencadangkan penyimpanan ke email (Google contact) untuk mempermudah migrasi data kontak di beberapa perangkat admin.

Sementara untuk konsumen, mengelola kontak dengan baik dan menghadirkan nuansa komunikasi personal dapat membuat konsumen merasa diperlakukan spesial dan loyal.

Para pelaku UKM, menurut Dewi, seringkali dengan mudahnya menjawab "tidak bisa", "tidak tahu", atau "tidak ada" yang justru menutup peluang pendapatan yang mungkin muncul. Mengatakan hal demikian, menurut Dewi, juga dapat memberikan kesan "tidak butuh" kepada konsumen, sehingga bisa mematikan "hasrat membeli" yang sempat muncul.

Selain itu, Dewi melihat pemilik bisnis sering kali memberikan jawaban tidak memuaskan dan tidak mengedukasi. Untuk itu, dia menyarankan agar pemilik bisnis membuat QnA (question & answer) standar atau FAQ (frequently asked questions) untuk memberi kesan profesional dan memudahkan proses edukasi SDM/karyawan baru.

QnA standar bisa disusun untuk mengoptimalkan up-selling untuk meningkatkan kuantitas pembelian produk yang sama, misalnya dengan memberikan bebas ongkir untuk pembelian minimal jumlah tertentu.

Terakhir, pemilik bisnis juga dapat menyusun QnA untuk cross-selling dalam upaya meningkatkan jumlah pembelian dengan menawarkan produk lain. Misalnya, ketika konsumen sudah memesan, namun belum membayar, admin dapat menawarkan produk lain.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x