Gandeng Kadin, Perwakilan Indonesia di Jepang Dorong Kolaborasi Industri Farmalkes dengan Indonesia

6 Oktober 2022, 20:23 WIB
Dubes RI untuk Jepang, Heri Akhmadi pada kegiatan Indonesia – Japan Pharmaceutical and Medical Devices Business Forum diinisiasi KBRI Tokyo dan KJRI Osaka, dan didukung oleh KADIN Komite Bilateral Indonesia – Jepang, 6 Oktober 2022. /dok KBRI Tokyo, Jepang

DESKJABAR – Perwakilan Indonesia di Jepang menggandeng Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) melakukan kolaborasi industri falmakes dengan Indonesia.

Ada gambaran, bahwa dengan nilai transaksi mencapai USD 10,1 miliar pada 2021, industri farmasi dan alat kesehatan (farmalkes) Indonesia memiliki potensi yang sangat besar.

Perwakilan Indonesia di Jepang menginisiasi forum bisnis di sektor farmalkes ini sebagai langkah proaktif mendukung realisasi konkret di pilar kerja sama Kesehatan Global pada Presidensi G20 Indonesia.

Baca Juga: Siva Aprilia Tampil Foto Lebih Terbuka, Fans Pria Banyak Terbelalak, Namun Tato Hilang ?

Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang, Heri Akhmadi menyampaikan sambutan pembuka pada kegiatan Indonesia – Japan Pharmaceutical and Medical Devices Business Forum yang diinisiasi KBRI Tokyo dan KJRI Osaka, dan didukung oleh KADIN Komite Bilateral Indonesia – Jepang pada 6 Oktober 2022.

Kadin Indonesia memimpin kehadiran 15 delegasi bisnis Indonesia dari 9 perusahaan farmasi dan alat kesehatan Indonesia, termasuk juga perwakilan dari Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) dan Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI).

“Kami mengapresiasi inisiatif Perwakilan Indonesia di Jepang untuk turut menjembatani kerja sama antara pelaku bisnis. Kadin tentunya siap support kerja sama Indonesia – Jepang di berbagai sektor”, tutur Wandi Wanandi, Ketua Kadin Komite Bilateral Indonesia – Jepang,” ujarnya.

Baca Juga: Kelautan, Budidaya Rumput Laut, Waspada Penyakit Bulu Kucing dan Cara Pencegahan

Sebagai outcome dari forum bisnis farmalkes, telah ditandatangani komitmen kerja sama antara GPFI dengan mitranya di Jepang yakni the Federation of Pharmaceutical Manufacturers’ Association of Japan (FPMAJ), khususnya untuk membuka kontak dalam penjajakan co-production dan riset.

“FPMAJ merasa terhormat dapat hadir di forum bisnis hari ini dan mengharapkan kolaborasi lebih lanjut dengan Indonesia di bidang Kesehatan”, sebut Director General FPMAJ, Mr. Toshihiko Miyajima.

Dukungan terhadap penguatan kerja sama Indonesia dan Jepang di bidang farmalkes juga disampaikan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Dr. Penny K. Lukito, dalam keynote speech melalui pesan video.

Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Nama Kanjuruhan Itu Sebenarnya Apa ?

“Pasar Indonesia merupakan faktor signifikan yang menarik bagi investor Jepang, untuk itu saya mengundang pelaku industri farmasi Jepang untuk menjalin kolaborasi lebih luas dengan Indonesia melalui penelitian dan pengembangan obat-obatan berbasis teknologi,” kata Penny.

Forum bisnis farmalkes menghadirkan pidato kunci dari Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, DR. Kunta Wibawa dan Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian RI, Ignatius Warsito.

“Saat ini Pemerintah Indonesia tengah memfokuskan 6 pilar utama transformasi sektor kesehatan Indonesia, antara lain meliputi transformasi layanan dasar dan rumah sakit, serta sistem kesehatan yang resilience. Kami mengundang mitra dari Jepang untuk turut berkontribusi dalam pengembangan teknologi farmalkes di Indonesia”, ujar Sekjen Kunta.

Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Nama Kanjuruhan Itu Sebenarnya Apa ?

Sementara itu, Dirjen Warsito menekankan komitmen Pemerintah Indonesia mendorong kemandirian industri farmalkes melalui pengembangan industri bahan baku dan terus berupaya menyempurnakan regulasi untuk meningkatkan produk dalam negeri.

Guna memberikan pandangan dari pelaku industri, forum bisnis farmalkes juga turut menghadirkan perwakilan dari Asosiasi dalam diskusi panel, antara lain Sekjen ASPAKI, Cristina Sadjaja dan Presiden Direktur Kimia Farma David Utama selaku wakil dari GPFI.

Dalam paparannya, baik ASPAKI maupun GPFI turut memaparkan landscape industri farmalkes Indonesia dan mengajak kolaborasi dengan Jepang, baik dalam hal joint production, pelatihan kapasitas dan kerja sama riset.

Baca Juga: Gunung Salak Bogor Dan Sekelumit Kisah Mistis Yang Membuatnya Mendapat Julukan Gunung Terangker di Jawa Barat

Konjen RI Osaka Diana Sutikno dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran lebih dari 300 peserta forum bisnis yang hadir baik secara luring di OBIC Hall, Osaka maupun secara daring melalui platform zoom.

“Melalui forum bisnis ini, Pemerintah Indonesia ingin menegaskan komitmen sebagai regulator dalam industri Kesehatan. Namun Indonesia tidak ingin berhenti sebagai pasar semata, tetapi ingin turut bersama – sama dengan Jepang untuk dapat mengembangkan berbagai kolaborasi di sektor farmalkes, khususnya yang berbasis riset dan kerja sama produksi”, ujar Konjen Diana.

Baca Juga: Pasca Dilantik, Kepala Kemenag Kabupaten Tasikmalaya H. Dudu Sowan ke Pimpinan Ponpes Sukahideng dan Cipasung

Kegiatan forum bisnis juga dirangkaikan dengan berbagai kegiatan kunjungan lapangan dan pertemuan bisnis selama 5 – 7 Oktober 2022. Terdapat sekitar 38 pertemuan bisnis terjalin dan 5 lokasi kunjungan lapangan, antara lain ke pusat riset SYSMEX i-Square, Otsuka Electrics Factory, Fuji Film Wako Pure Chemical Factory, Pharmira Co.Ltd, dan Kobe Biomedical Innovation Cluster.

Kegiatan forum bisnis farmalkes di Osaka terselenggara atas kerja sama KBRI Tokyo, KJRI Osaka, KADIN Komite Bilateral Indonesia – Jepang, Kementerian Perindustrian, IIPC Tokyo dan ITPC Osaka serta beberapa mitra Jepang seperti METI Kansai, FPMAJ dan JETRO.  ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Siaran Pers

Tags

Terkini

Terpopuler