Hajat Buruan Ngumpak Galunggung, Tradisi Menjaga Alam dan Menjaga Kedamaian Antar Ummat

- 9 November 2020, 11:02 WIB
ABAH Anton Charliyan.
ABAH Anton Charliyan. /Istimewa/DeskJabar/

DESKJABAR - Bertempat di Taman Rekreasi Batu Mahpar,  Desa Linggawangi, Kec. Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat diselenggarakan upacara “Tradisi Hajat Buruan Ngumpak Galunggung Nyucikeun Diri Ngistrenan Alam Beberesih di Bulan Maulid”,  Minggu 8 November 2020.

Acara ini diisi dengan rangkaian tradisi  ngumbah pakarang Galunggung di bulan Maulud nyucikeun diri ngistrenan alam jaga lembur, akur jeung batur, panceg na galur (mencuci benda pusaka Galunggung di bulan Maulud, menyucikan diri mengukuhkan, menjaga kampung, hidup damai bersama orang lain dan tidak menyalahi aturan).

Baca Juga: Menguak Misteri Batu Melingkar Salawu, Ada Jejak Budaya Nenek Moyang Sunda Pra-Hindu dan Budha

Baca Juga: Misteri Batu Melingkar Salawu, Kini Ditemukan Goa Kuno Sepanjang 30 Meter  

Jika ditelaah sampai ke jantungnya benar, acara ini sangat sarat makna dan penuh nuansa filosofis. Selain bertujuan untuk memperkenalkan budaya tradisi nenek moyang yang hampir musnah ke generasi muda, agar tidak terlalu berkiblat ke budaya luar (Barat), juga sebagai upaya mensucikan hati dan jiwa. Ini disimbolkan dengan “nyuci pakarang”.

Meski baru pertama kali diselenggarakan,  upacara  Tradisi Hajat Buruan Numpak Galunggung mendapat sambutan hangat. Tidak hanya warga biasa, tapi  para tokoh Sunda dari berbagai daerah dari luar Tasikmaya seperti  Ciamis, Cirebon, Bandung, Banten, Sumedang, dan Garut pun antusias menghadirinya.

BARANG pusaka milik para tokoh Sunda yang dibersihkan.
BARANG pusaka milik para tokoh Sunda yang dibersihkan.

“Padahal semula kami hanya mengundang para tokoh Sunda di sekitar Kabupaten Tasikmalaya, terutama yang memiliki padepokan atau paguyuban. Paling  hanya sekitar 50 orang saja. Namun pada hari ini  pelaksanaan) jumlah yang hadir lebih dari 1.000 orang”, kata  M Totong  Hidayat, SE Ketua Panitia Penyelenggara.

Menurut Totong,  Hajat Buruan Ngumpak Galunggung  digagas dan  diprakarsai oleh Paguyuban Pusaka Galunggung Komunitas Kasepuhan dan Masyarakat Kawasan Dinding Ari Galunggung.  Direncanakan, acara ini akan diselenggarakan rutin tiap bulan Mulud dengan mencuci benda-benda pusaka bertuah milik seluruh kasepuhan dan komunitas adat budaya di Tatar Sunda.

Baca Juga: Viral Video Syur Mirip Jessica Iskandar, Saya Marah dan Sedih. Ini Telah Menghancurkan Segalanya

Mantan Kapolda Jawa Barat  Irjen. Pol. (Purn) Dr. Drs. H. Anton Charliyan, MPKN  yang akrab dipanggil Abah Anton mengatakan, Hajat Buruan Ngumpak Galunggung  digelar berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Melalui hajat ini, diharapkan masyarakat, khususnya masyarakat Sunda mensucikan diri dan menjaga alam serta kampung halaman. Hajat ini juga senantiasa mengingatkan kita semua untuk panceg dina galur atau teguh dalam pendirian, sebagaimana diamanatkan dalam  naskah kuno Amanat Galunggung. Juga sekaligus dalam upaya melestarikan seni budaya maupun adat tradisi Sunda, ” ujar Anton.

Dituturkan Abah Anton yang juga dikenal sebagai Budayawan Sunda, Hajat Buruan Ngumpak Galunggung sebenarnya merupakan adat tradisi para leluhur  dalam ngarumat atau mensucikan  benda-benda pusaka bertuah milik kesepuhan. Kebiasaan itu kini hampir punah nyaris tidak dilakukan lagi di masyarakat.

“Pada tempo dulu di masyarakat kita ada tradisi hajat buruan ngumbah pakarang Galunggung dan tradisi itu kini sudah hampir punah. Karena itu, saya bersama para sesepuh Galunggung yang masih ada berinisiatif untuk mengembalikan tradisi tersebut agar tetap lestari,”ungkapnya.***

 

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah