Ayat ini tentu telah akrab di telinga kita, sering dibacakan oleh khatib, bahkan sebagian khatib sering membaca ayat ini di akhir khutbahnya.
Ternyata mempunyai latar belakang historis pada zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz, ketika perselisihan antar sesama muslim karena perbedaan pendapat fiqih juga perbedaan konflik politik.
Sehingga tidak jarang adanya caci maki antar sesama muslim, bahkan antar sesama ulama.
Sehingga untuk meredam situasi Umar bin Abdul Aziz selaku Khalifah mengeluarkan instruksi agar setiap khatib di akhir khutbah membaca ayat tersebut.
Hadirin ikhwatul iman yang dimuliakan Allah SWT, ada komentar yang menarik dari seorang sahabat Ibnu Mas'ud, beliau mengatakan, “Inna ajma’a ayatil Qur’ani, innallaha ya'muru bil adli wal ihsan (sesungguhnya ayat Al-Qur’an yang paling komprehensif yang paling mencakup makna tetapi ringkas dan padat yaitu ayat innallaha ya'muru bil adli wa ihsan).”
Baca Juga: Teks Susunan Ceramah Paling Lengkap, untuk Pelaksanaan Khutbah Sholat Gerhana 8 November 2022
Tentu komentar Ibnu Mas'ud ini tidak sembarangan. Ayat yang pendek dan terkesan sederhana ini ternyata mempunyai makna yang begitu mendalam.
Dalam ayat ini terkandung tiga perintah dan tiga larangan yang merupakan nasehat dari Allah SWT.
Mari kita baca, di awal Allah berfirman: Innallaha ya’muru (sesungguhnya Allah memerintah). Siapa yang diperintah? Tidak disebutkan siapa yang diperintah. Dan biasanya dalam kaidah bahasa Arab ketika objek tidak disebutkan itu mempunyai arti umum, mencakup semua orang sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.