7 FAKTA Mengejutkan Dibalik Pertempuran Heroik 10 November 1945 di Surabaya, Inggris Merasa Tertipu Belanda

- 10 November 2022, 13:59 WIB
Tank Inggris melintas di jalanan Kota surabaya yang porak poranda saat pertempuran 10 November 1945
Tank Inggris melintas di jalanan Kota surabaya yang porak poranda saat pertempuran 10 November 1945 /Imperial War Museum Collection/

DESKJABAR – Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya dikenal sebagai pertempuran terbesar yang pernah terjadi setelah Kemerdekaan RI.

Ada sejumlah fakta menarik yang terkuak dari pertempuran heroik 10 November 1945, yang justru membuat Inggris tersadar yang akhirnya mereka mendukung Indonesia di PBB.

Fakta menarik lainnya, ternyata di kelompok Bung Tomo ada seorang wanita keturunan Skotlandia Amerika yang ikut berjuang menyebarkan informasi kepada negara-negara asing agar menuntut Inggris melakukan gencatan senjata.

Baca Juga: PROFIL Perancang Hotel Yamato, Tempat Pemicu Pertempuran 10 November 1945, Istrinya Tewas di Kamp Jepang

Pertempuaran tanggal 10 November 1945 di Surabaya kemudian dijadikan hari sebagai Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November.

Momen ini juga menyadarkan neara-negara asing lainnya bawah rakyat Indonesia serius dan berjuang sampai mati untuk mempertahankan Kemerdekaan RI yang sudah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

1.Revolusi Jihad

Mengutip Instagram @lovesuroboyo yang diposting pada 10 November 2021 menampilkan kronologi terjadinya perang heroic 10 November 1945.

Ternyata awal terjadinya perang berdarah yang paling besar pasca Kemerdekaan RI tersebut berawal dari keinginan tentara Belanda untuk kembali mengendalikan Indonesia setelah Jepang menyerah kepada sekutu.

Ketika itu sebulan pasca proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, pada tanggal 19 September 1945, tentara Belanda mengibarkan Bendera Merah Putih Biru di menara Hotel Yamato Surabaya.

Tindakan tentara Belanda itu direspon oleh rakyat dan pejuang, rakyat dan pejuang menaiki menara Hotel Yamato dan menurunkan Bendera Belanda kemudian menggantinya dengan Bendera Merah Putih.

Sadar bahwa Belanda berkeinginan kembali menjajah dengan menumpang dibalik kedatangan tentara Inggris, KH. Hasyim Asyari menggaungkan Revolusi Jihad.

Baca Juga: KRONOLOGI Pertempuran Heroik 10 November 1945, Tolak Ultimatum Inggris, Rakyat Melawan 16000 Jiwa Gugur

Ulama besar itu mengajak kaum muslim dan santri yang berada di radius 94 km dari Surabaya untuk wajib berperang.

2.Pengakuan saksi tewasnya Jenderal Inggris

Tentara Inggris yang sudah mendarat di Surabaya sejak 25 Oktober 1945, murka dan melakukan penyerengan besar-besaran pada 10 November 1945, setelah Brigjen AWS Mallaby tewas saat menumpang kendaraan di jalan di Kota Surabaya.

Menurut beberapa sumber, tewasnya Mallaby akibat kendaraannya di granat oleh para pejuang Indonesia pada pertempuran tanggal 30 Oktober 1945.

Namun menurut saksi yang berada di dalam mobil bersama Mallaby yakni Kapten RC Smith, jenderal Inggris itu tewas setelah ditembak seorang remaja.

Smith kemudian melemparkan granat kea rah tempat persembunyin remaja pelaku penambakan yang membunuh Mallaby.

Smith sendiri tak yakin apakah lemparan granatnya itu menyebabkan kematian remaja penembak, namun yang pasti ledakan granat tersebut menyebabkan bagian kursi belakang mobil terbakar.

Baca Juga: Wali Kota Yana Mulyana Melepas Kontingen Kota Bandung Menuju Porprov Jabar 2022, Pembukaan di Ciamis, Kapan?

Kelompok tentara yang bersama Mallaby yang selamat dari peristiwa itu kemudian melarikan diri dengan melompat ke Sungai Kalimas.

3.Kekuatan Inggris

Mengetahui  Brigjen Mallaby tewas Letnan Jenderal Sir Philip Christison murka dan merencanakan penyerangan besar-besaran ke Kota Surabaya.

Selama persiapan penyerangan, mereka telah meminta bala bantuan sebanyak 2 brigade tambahan yakni tentara Grukha dari India dari Divisi ke-9 dan 123.

Mereka juga menyiapkan tank Sherman dan Stuart, kemudian 2 kapal penjelajah, 3 kapal perusak, termasuk HMS Cavalier sebagai pendukung serangan.

Sedangkan menurut Instagram @lovesuriboyo, saat itu kekuatan pihak Inggris  sebanyak30.000 Tentara dari Inggris dan India (Gurkha), lengkap kapal, tank, dan pesawat tempur.

Baca Juga: Opening Ceremony PORPROV XIV Jabar 2022 Bakal Digelar, Pengunjung Dibatasi namun Gratis, Ini Syaratnya

Sebelum melakukan penyerangan, mereka menjatuhkan selebaran atau pamphlet di udara kota Surabaya yang meminta para pejuang dan laskar Indonesia menyerahkan senjata dan menyerah.

Namun ultimatum ini tioalak mentah-mentah para pejuang dan laskar.

4.Kekuatan Indonesia

Kekuatan dari kubu Indonesia saat itu sebanyak 20.000 tentara ditanbah sekitar 100.000 orang yang berasal dari lascar Hisbullah, Sabilillah, santri, dan para pemuda dan pemudi dari daerah-daerah.

Untuk menghadapi pertempuran melawan tentara Inggris, kebanyakan laskar yang turun minim pengalaman memegang senjata.

Mereka kemudian dilatih secara kilat dengan menggunakan senjata hasil rampasan dari gudang senjata Jepang yang sudah menyerah kepada sekutu.

5.Jumlah korban

Menurut Instagram @lovesuroboyo jumlah korban tewas pada pertempuran 10 November 1945 adalah dari pihak  Indonesia mencapai sekitar 16.000 korban tewas.

Sementara dari pihak Inggris sebanyak 600 hingga 2.000 tentara tewas.

Sedangkan menurut versi Inggris jumlah korban tewas di pihak Indonesia mencapai sekitar 15.000 dan 200 ribu warga mengungsi dari Kota Surabaya yang porak poranda.

Sementara korban di pihak Inggris sebanyak 295 tentara tewas dan hilang.

6.Simpatisan indo

Ternyata dalam pertempuran itu, ada seorang wanita keturunan Skotlandia-Amerika yang bernama K’tut Tantri, yang ikut berjuang bersama kelompok Bung Tomo.

Dia bersama Bung Tomo mendirikan stasiun radio rahasia untuk menyiarkan pesan-pesan pro pejuang Indonesia.

Baca Juga: Ini Update Kebakaran Pasar Caringin Bandung, Puslabfor Polri Turun Teliti Kebakaran Bappelitbang Balai Kota

Bahkan saat tentara Inggris terus membombardir Kota Surabaya, Tantri mengirim pesan melalui radio kepada perwakilan negara-negara asing yakni Denmark, Swiss, Uni Soviet, dan Swedia di Surabaya.

Perwakilan negara-negara asing itu kemudian setuju untuk mendesak Inggris untuk melakukan gencatan senjata.

Kesaksiak K’tut Tantri ini kemudian dituangkan dalam memoarnya yang terkenal berjudul “Revolt in Paradise”.

7.Inggris akhirnya mengakui Indonesia

Hanya beberapa tahun setelah pertempuran hebat yang mereka sebut sebagai Battle of Surabaya justru kemudian akhirnya Pemerintah Inggris mengkaui dan mendukung keberadaan Indonesia di PBB.

Apalagi dalam memoarnya K’tut Tantri menuliskan bahwa beberapa tentara Inggris tidak senang dengan Belanda karena dinilai telah menyesatkan tentara Inggris tentang Republik Indonesia yang digembar-gemborkan sebagai negara boneka Jepang.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x