Sebelum masuk pesantren Deni adalah anak yang menimba ilmu di sekolah umum. Setelah lulus SMP niatnya ingin melanjutkan ke SMK, namun takdir telah mengantar Deni ke pesantren.
Baca Juga: Arti Mimpi Bertemu Mantan Pacar, Inilah 7 Maknanya, Apa Pertanda Akan Balikan?
Deni harus memulai dari Diniyyah Wustha supaya bisa mengikuti santri lain yang lebih dulu masuk melalui jalur Tsanawiyyah.
Setelah masuk ke tingkat Muallimien (setingkat SMA) Deni masih kesulitan dalam mengejar materi sehingga prestasinya pun terbilang kurang bahkan sempat hanya menjadi peringkat 43 dari 45 santri.
Orang tuanya sangat menginginkan jika ada diantara kelima anaknya yang mengerti tentang urusan agama sehingga mereka sangat mendukung sekali pendidikan Deni di pesantren.
Namun karena keterbatasan materi mereka hanya bisa mendorong melalui doa saja yang tidak pernah putus.
Sebagai santri yang terbatas oleh finansial, pihak pesantren tidak menekan untuk membayar iuran. Pihak pesantren memberikan kelonggaran membayar iuran dengan cara diganti oleh hafalan Al-Qur'an.
Kesempatan tersebut tidak disia-siakannya dan dimanfaatkan dengan baik. Dia berusaha serius dalam setiap belajar, bahkan selama mesantren dia tinggal bersama salah seorang ustadz disana.
Tentu saja lebih banyak bimbingan yang didapatnya diluar pesantren bersama ustadz tersebut.