Dinamakan Alas Gumitir karena di sana banyak tumbuh bunga Gumitir yang sering dipakai untuk sesajen.
Saat memasuki kawasan ini, pengunjung yang datang akan disambut dengan patung penari yang secara simbolis dibuat untuk menyambut para tamunya.
Konon menurut versi lain, patung tersebut juga memiliki latar belakang sejarah. Pada zaman VOC, Penari Gandrung bertugas untuk menghibur para pekerja.
Tujuan dari penari ini mirip dengan tenari Lengger di daerah Banyumasan, yakni sebagai persembahan kepada penunggu alas untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan.
Tak sedikit dari para penari ini justru dijadikan tumbal. Di kawasan Alas Gumitir juga terdapat batu besar yang berdiri dengan kokoh di tengah hutan. Batu inilah yang diyakini warga sebagai singgasana mahluk setempat. Meski sudah banyak petunjuk hingga saat ini masih belum pasti kebenaran lokasi Desa Penari tersebut. ***