Jika ada kondisi tidak mungkin dilakukan secara berurutan, bisa pula puasa Syawal diselang 1 atau 2 hari karena dalam suasana bahagia Idul Fitri, termasuk ada jamuan keluarga. Yang penting ada bentangan waktu sebulan untuk menyempurnakan puasa Syawal ini.
Bagaimana jika ada yang masih punya hutang qodho puasa Ramadhan, seperti yang dialami perempuan yang berhalangan atau musafir?
Ustadz Adi Hidayat menerangkan bahwa adabnya adalah mendahulukan puasa qodho Ramadhan, meskipun rentang waktunya panjang hingga 11 bulan.
"Tapi kita tidak bisa menentukan kapan ajal tiba. Daripada kita pulang kepada Allah membawa status berhutang, lebih baik selesaikan puasa qodho baru menunaikan puasa Syawal," ujar Ustadz Adi Hidayat.
Bagaimana jika kita meng-qodho puasa Ramadhan, tetapi setelah selesai meng-qodho tidak mendapati lagi sisa waktu untuk puasa Syawal?
Terkait hal itu, Ustadz Adi Hidayat menyarankan untuk menanamkan keinginan kuat untuk dapat melakukan qodho puasa Ramadhan dan puasa Syawal.
"Dengan keinginan kuat dan harapan untuk bisa menunaikan itu, boleh jadi Allah SWT berkenan memberikan pahala lebih dulu dengan niat dan keinginan yang ada, sekalipun belum mendapati kesempatan untuk mengerjakannya," tuturnya.
Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan bahwa kemuliaan dilihat oleh Allah SWT pada kebeningan niat dan keadaan hatinya.
Boleh jadi, walaupun tidak mendapati kesempatan, tetapi karena ada keinginan kuat, niat, harapan, dan ingin mengikuti tuntunan syariat, itu yang mendapatkan penilaian di sisi Allah SWT.