Network
Jikalau ada makhluk yang oleh disembah maka itu adalah orang tua, sebagai seorang anak bahkan tidak boleh mengeluarkan kata ‘ah’ kepada kedua orang tuanya.
وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ - ١٥
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” [QS. Luqman: 15]
Namun, Allah SWT membatasi ketaatan kepada keduanya. Jika kita mendapati kedua orang tua kita adalah orang yang belum menerima hidayah dari Allah dan mengajak kita untuk melakukan kemusyrikan kepada Allah maka tolaklah.
Allah SWT dalam ayat di atas menjelaskan, jika kita wajib menolak saat orang tua memaksa untuk melakukan persekutuan dengan Allah. Hal tersebut tidak akan dinilai sebagai suatu kedurhakaan.
Jika ada dalam keadaan demikian kita tetap mempunyai kewajiban untuk berbuat baik kepada keduanya dalam urusan keduniaan.
Selain itu kita jangan bosan-bosan untuk mengingatkan kepada kedua orang tua kita kepada jalan ketaatan, karena hal tersebutlah bentuk kebaikan yang paling utama. Wallahu’alam.***
