Disimpanlah emas itu di rumahnya. Akhirnya, tiba masanya untuk buka puasa. Tapi mereka waktu itu hanya buka puasa dengan minum air saja karena tidak ada makanan.
Esoknya, selepas subuh di Masjidil Haram, ada seorang asal Qurasan yang berteriak-teriak. Ia datang dan naik di atas sebuah batu.
"Wahai muslimin, wahai orang-orang yang sedang haji. Wahai hamba-hamba Allah, saya kehilangan sebuah kotak, isinya seribu dinar emas," kata yang kehilangan emas.
Siapa yang menemukan emas, kata orang Qurasan itu, tolong kembalikan kepada saya. Semoga Allah balas kabaikannya dengan pahala dan pengampunan.
Kemudian orang tua yang menemukan emas itu mendatangi orang Qurasan, dan menanyakan berapa kira-kira imbalan bagi orang yang menemukan emas.
Kata orang Qurasan kira-kira berapa yang diminta orang yang menemukan emas itu. Kata orang tua, kira-kira setengahnya. "Oh tidak bisa," kata orang Qurasan itu.
"Kalau begitu kasihlah berapa yang kau mau, mungkin sepersepuluhnya," kata orang tua itu. Tapi orang Qurasan tetap tidak mau memberikan imbalan.
Esoknya, sebelum berangkat menemui orang Qurasan, orang tua itu cerita kepada istrinya bahwa pemilik barang tidak mau memberikan imbalan setelah ditemukan barangnya.