Ucapan dosa orang tua pada anak ini tentu bahaya.
"Eh laki-laki enggak boleh nangis. Siapa bilang? Bapak-bapak nangis enggak? Nangis kan? Salah kita berkata begitu. Biarin dia nangis, kalau dia nangis, ayo nangis lagi sayang. Itu akibatkan apa? Sakit jiwa. Karena dia tahan jadi beban lama-lama sakit jiwa," jelas Syekh Ali Jaber.
Baca Juga: Dorce Gamalama Meninggal Dunia, Sempat akan Jual Rumahnya ke Mertua Raffi Ahmad
4. Memberikan informasi palsu dengan ancaman
Jangankan pada anak, menyampaikan informasi palsu saja sudah termasuk dosa besar. Apalagi bila diucapkan pada anak.
Ucapan dosa orang tua pada anak tentu berbahaya bagi tumbuh kembang anak.
Misalnya : 'Kalo kamu ga makan nanti ada hantu' 'Kalo kamu ga tidur, nanti Bunda pukul'
"Ini lebih bahaya, kita selalu memberi ancaman. Ayo makan habisin, kalau enggak datang hantu. Mau tidur enggak, kalau nggak tidur datang hantu. Itu niat kita supaya cepat tidur tapi akibatkan hal tidak bagus di perasaannya. Padahal anak dari usia 2-6 tahun dia mampu kuasai 7 bahasa, kalau diberi sisi psikis yang baik. Kenapa kita sia-siakan kesempatan ini yang luar biasa?" tegas Syekh Ali Jaber.
Informasi seperti itu membuat anak jadi sakit jiwa. Karena setiap akan akan mengeluarkan kesedihannya dengan menangis, dia menahannya akibat info yang salah tadi.