Network
Baca Juga: Yuk Mengenal Perbedaan Tabung Oksigen Medis dengan Oksigen Industri
Sultan Hassanal Bolkiah yang diangkat menjadi putra mahkota pada tahun 1961, naik tahta menjadi raja Brunei Darussalam pada 5 Oktober 1967 setelah ayahnya, Al-Marhum Sultan Haji Omar Ali Saifuddien Sa'adul Khairi Waddien turun tahta secara sukarela. Prosesi penobatan Sultan diadakan pada tanggal 1 Agustus 1968.
Alasan pengangkatan itu karena Sultan Hassanal Bolkiah merupakan anak tertua sekaligus putra mahkota. Acara penobatan diadakan secara besar-besaran dan disambut dengan sukacita oleh rakyat Brunei.
Tidak hanya menjadi Sultan dan Penguasa negeri Brunei, Sultan Hassanal Bolkiah juga merangkap sebagai Perdana Menteri, Menteri Pertahanan, Menteri Keuangan, serta Kepala Agama di Brunei Darussalam.
Baca Juga: Windy Cantika Aisah Pertahankan Tradisi Indonesia Raih Medali di Olimpiade, Ini Catatan Prestasinya
Setelah menjadi Raja Brunei, Sultan Hassanal Bolkiah selalu terlibat dalam pelaksanaan urusan negara internal dan internasional. Sultan berhasil mengoptimalkan kekayaan Brunei untuk kesejahteraan rakyatnya, salah satunya adalah dengan menggratiskan biaya pendidikan dan kesehatan serta meniadakan segala bentuk pajak pribadi maupun perusahaan di Brunei.
Kekayaan Sultan Hassanal Bolkiah memang sangat luar biasa melimpah. Itu salah satunya berasal dari bisnis ekspor minyak bumi dan gas alam Brunei Darussalam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kekayaan bersih Sultan Hassanal Bolkiah mencapai 28 miliar dolar Amerika Serikat atau setara sekitar Rp 411 triliun.
Jumlah kekayaannya itu telah membuat Sultan Hassanal Bolkiah menjadi raja terkaya kedua di dunia setelah Maharaja Vajiralongkorn dari Thailand dengan total kekayaannya yang mencapai Rp 1.032 triliun.
Kediaman Sultan Hassanal Bolkiah yakni Istana Nurul Iman yang memiliki lebih dari 1.778 kamar, juga disebut-sebut sebagai istana tempat tinggal terbesar di dunia, Selain itu, Sultan juga dikabarkan memiliki lebih dari 600 Rolls Royce.
