DESKJABAR - Panglima militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, menjadi sorotan setelah terjadinya Kudeta terhadap pemerintah Aung San Suu Kyi pada Senin 01 Februari 2021.
Menurut pernyataan di stasiun televisi milik militer.Jenderal Senior Min Aung Hlaing, mengambil alih negara selama satu tahun.
Min Aung Hlaing, 64, menjauhi aktivisme politik pada saat ia belajar hukum di Universitas Yangon pada 1972-1974. “Dia orang yang tidak banyak bicara dan biasanya tidak menonjolkan diri,” kata seorang teman sekelas kepada Reuters pada tahun 2016.
Min Aung Hlaing bergabung dengan universitas militer utama, Akademi Layanan Pertahanan (DSA), pada tahun 1974. Seperti dikutip DeskJabar dari Reuters.
Baca Juga: Pesawat Ulang Alik Columbia Hancur Berkeping-Keping Saat Perjalanan Kembali pada 1 Februari 2003
Baca Juga: Heboh di Jepang, Pembaca Berita Gunakan Masker Saat Di Depan Kamera
Menurut seorang anggota kelas DSA, yang berbicara kepada Reuters pada tahun 2016 dan yang masih bertemu dengan panglima militer pada reuni kelas tahunan mengatakan, Min Aung Hlaing adalah seorang kadet biasa.
“Dia dipromosikan secara teratur dan lambat,” kata teman sekelasnya, menambahkan bahwa dia terkejut melihat Min Aung Hlaing naik melebihi peringkat menengah korps perwira.