Mengenal Grup Band Tertua di Indonesia (1): AKA Band Eksentrik yang Pernah Lahir di Bumi Indonesia

21 Desember 2022, 10:14 WIB
Sosok musisi rock eksentrik, Ucok AKA Harahap, pendiri grup Band AKA di Surabaya, pemilik nama lengkap Andalas Datoe Oloan Harahap ini meninggal 2009 lalu./hamalmesa.com /

 

DESKJABAR - Sejak tahun 1950, Indonesia sudah memiliki grup band dengan pengalaman manggung dan rekaman segudang, karya-karya masterpiece mereka banyak dimainkan dan diperdengarkan hingga sekarang.

Evergreen, begitulah lagu dan karya mereka. Sebab kharisma lagu mereka tidak pernah lekang dari peredaran jaman.

Sedikitnya ada beberapa grup tertua yang ada di Indonesia yang akan disajikan untuk pecinta musik di Indonesia.

Semoga menambah intuisi dan wawasan anda pada musik generasi awal yang ada di negeri kita.

Baca Juga: Ronaldo Dikritik, Messi Disanjung oleh Lothar Matthaus Mantan Kapten Timnas Jerman

1.AKA

Grup band AKA lekat dengan nama Ucok Harahap atau Ucok AKA. Didirikan pada 23 Mei 1967 di Surabaya Jawa Timur sebagai salah satu peta kota musik Rock di Tanah air.

Nama AKA sendiri adalah akronim dari Apotik Kali Asin, sebuah apotik milik orang tua dari Ucok Harahap yang kemudian dijadikan markas dari grup band eksentrik ini.

Personil awal grup cadas ini adalah Ucok Harahap (keyboard dan vokal) Syech Abidin (drum, vokal), Soenatha Tanjung, (gitar utama), Peter Wass (bass), Harris Soermin (gitar rhythm).

Syech Abidin menggantikan pemain drum awal grup ini, Zainal Abidin yang tiada lain adalah kakak kandungnya sendiri.

Harris Soermin hengkang dari AKA karena mengalami depresi akut, namun tetap bermusik hingga tahun 2000.

Peter mengundurkan diri dari grup kemudian diganti oleh Lexi Rumagit karena tragedi granat yang dipersiapkan untuk konser band lokal bernama Ogle Eyes di Lumajang meledak dan melukai tangannya.

Baca Juga: Kenapa di Jawa Barat Banyak Nama Daerah Berawalan Ci? Bukan Kebetulan, Ini Ceritanya

Sebelum masuk dunia rekaman, Lexi pun mundur dari AKA dan posisi di bass dipegang oleh Arthur Kaunang pada tahun 1969.

Grup band Surabaya ini banyak memainkan lagu-lagu rock dari Grand Punk Railroad, Deep Purple, The Rolling Stones Jimmy Hendrix yang kala itu merupakan musisi dan grup band ternama di dunia.

Konser mereka di kotanya pada akhir dekade 1960 mendapat perhatian besar dari anak-anak muda khususnya pecinta musik Rock.

Ucok membuat kejutan pada konser mereka di Taman Ismail Marzuki pada tahun 1973 dengan loncat ke atas tiang panggung kemudian membiarkan dirinya diikat dengan posisi kepala dibawah.

Dari atas panggung itulah, atraksi Ucok dicambuk algojo dan di masukkan ke dalam peti mati menjadi bagian konser yang menegangkan namun tetap disukai penonton.

Usai konser, Ucok dikabarkan kejang-kejang, namun tak beberapa lama berhasil ditenangkan kembali setelah Remy Silado menyiramkan air ke tubuh Ucok.

Baca Juga: Gaji Ronaldo Per Detik, Per Menit, Per Jam, Per Hari di Al Nassr Arab Saudi: LUAR BIASA!

Album pertama mereka “Do What You Like” pada tahun 1970 dirilis. Berisikan tiga lagu dalam bahasa Inggris masing-masing “Do What You Like”, “I’ve Gotta Work it Out” dan “Glenmore”. Lima lagu lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia.

Karier mereka terhenti sampai era 1970an hingga Ucok membentuk Ucok and His Gang pada tahun 1975 dan membentuk Dua Kribo bersama Ahmad Albar pada tahun 1977.

Sepeninggalan Ucok Harahap, Syech Abidin, Arthur Kaunang dan Soenatha Tanjung kemudian membentuk grup rock trio yang namanya diambil dari nama depan mereka SAS pada Desember 1975.

Grup SAS berkibar dengan merilis album rock, “Vol I Baby rock” 1976, “Vol II Bad Shock” 1976, “SAS Vol III” 1977, “Blue Sexy Lady” 1977, “Lapar” 1977, “Exception” 1977, “Sentuhan Cinta” 1978, “SAS 80” 1980, “SAS 81” 1981, “Kasmaran” 1983, “Sansekerta” 1983, “Episode Jingga” 1985, “Sirkuit” 1988, “Meta Baja” 1993. ***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler