Sidang Isbat 1 Ramadhan 2022: Kenapa NU dan Muhammadiyah Berbeda? Inilah Metode Hisab dan Rukyatul Hilal

2 April 2022, 05:51 WIB
Seorang petugas pemburu hilal sedang mengamati cakrawala untuk menentukan awal puasa Ramadhan 2022. Hasil sidang Isbat 1 Ramadhan 2022 Kemenag RI memutuskan, 1 Ramadhan 2022 jatuh pada hari Minggu, 3 April 2022.il 2022 /PMJNews//

DESKJABAR - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, telah mengumumkan secara resmi hasil Sidang Isbat 1 Ramadhan 2022.

Hasil sidang isbat 1 Ramadhan 2022 memutuskan bahwa awal puasa 1 Ramadhan 2022 jatuh pada hari Minggu, 3 April 2022.

Keputusan itu diambil setelah Kemenag RI bersama jajarannya dan sejumlah ormas Islam melakukan sidang isbat, Jumat 1 April 2022 pukul 18.30 WIB malam

Keputusan sidang isbat 1 Ramadhan 2022 ini sama dengan keputusan puluhan negara lainnya di dunia termasuk negara tetangga Singapura dan Malaysia.

Bahkan Singapura dan Malaysia telah terlebih dahulu menentukan awal puasa Ramadhan 1443 H yakni hari Minggu 3 April 2022.

Baca Juga: BACAAN NIAT TARAWIH: Lakukan Ini Saat Tarawih, Jangan Lakukan Lagi Saat Tahajud, Kata Ustadz Khalid Basalamah

Sidang isbat 1 Ramadhan 2022 dihadiri Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, duta besar negara sahabat, dan perwakilan ormas Islam.

Sidang isbat 1 Ramadhan 2022 juga melibatkan perwakilan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Hisab dan Rukyatul Hilal

Ada pertanyaan, kenapa sering terjadi penentuan awal puasa 1 Ramadhan berbeda antara dua Ormas Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU) dengan Muhammadiyah.

Ternyata itu karena ada 2 metode berbeda yang digunakan yakni metode rukyatul hilal dan metode hisab. Masing-masing punya dasar dan argumentasi yang kuat dan tak bisa terbantahkan.

Kasubdit Hisab dan Rukyat Direktorat Jenderal Bina Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Ismail Fahmi, menjelaskan dua perbedaan metode tersebut saling menguatkan.

"Bahkan seperti dua sisi mata uang," kata Ismail Fahmi .

Baca Juga: BACAAN NIAT dan TATA CARA MANDI JUNUB atau Mandi Besar Sesuai Sunnah, Menurut Ustadz Khalid Basalamah

Kemenag sendiri dan NU, dalam menentukan awal puasa 1 Ramadhan 1443 H, menggunakan metode rukyatul hilal. Rukyatul hilal adalah proses melihat dan mengamati hilal langsung.

Hilal secara bahasa adalah bulan sabit. Hilal disebut juga bulan sabit muda yang sangat tipis yang terjadi pada fase awal bulan baru.

Dalam prosesi melakukan Rukyatul Hilal, maka para petugas melakukan pengamatannya pada hari ke 29 atau malam ke 30, dari bulan yang sedang berjalan.

Misalnya, kalau untuk Ramadhan, maka rukyatul hilal atau pengamatan dalam proses melihat hilal itu akan terjadi di akhir bulan.

Menurut pemaparan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dalam lamannya, rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal dengan mata telanjang atau alat bantu optik seperti teleskop.

Dijelaskan, metode hisab adalah penghitungan secara astronomis dalam menentukan posisi bulan sebagai tanda dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah.

Baca Juga: 7 Contoh UCAPAN Selamat Menunaikan Ibadah Puasa RAMADHAN 2022 / 1443 H, Saling Memaafkan dan Silaturahmi

Metode hisab ini dilakukan berdasarkan perhitungan yang dilakukan jauh hari sebelum masuk bulan Ramadhan agar bisa menentukan kapan 1 Ramadhan 2022.

Di Indonesia, terdapat rujukan kitab yang menggunakan metode kontemporer untuk menentukan awal bulan dalam kalender Hijriah. Caranya dilakukan dengan cara menggunakan rumus untuk menghitung awal bulan dengan data astronomis.

Hisab hakiki wujudul hilal menjadi dasar penentuan kapan bulan baru dalam penanggalan qomariah dimulai, termasuk 1 Ramadan, 1 Syawal, dan 1 Dzulhijah

Metode hisab inilah yang digunakan oleh Muhammadiyah dalam menentukan awal Ramadhan.

Muhammadiyah sendiri jauh-jauh hari sudah lebih dulu menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada tanggal 2 April 2022.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Kemenag Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler