Sholat Dhuha Tidak Boleh Setiap Hari, Cukup Seminggu Sekali? Simak Penjelasan Gus Baha

29 Maret 2022, 05:20 WIB
Ini penjelasan Gus Baha mengenai sholat dhuha tidak boleh dilaksanakan setiap hari /angkapan layar @kajian,gusbaha/ ulama nusantara/

DESKJABAR - Sholat Dhuha sering dinilai orang sebagai sholat pembuka pintu rezeki.

Maka tak heran jika, banyak orang yang begitu rutin sholat Dhuha bahkan bisa setiap hari, karena berharap mendapat rezeki yang melimpah.

Tapi Gus Baha mengatakan dalam ceramahnya, bahwa dalam satu riwayat, Ibnu Abbas akan marah saat mengetahui orang melakukan sholat Dhuha setiap hari.

Begitu juga dengan Syekh Abdul Qadir Al-Jilani yang melarang melakukan sholat Dhuha setiap hari.

Dikutip DeskJabar dari kanal YouTube Islamadina Official, pada video yang diunggah 30 Juli 2021, berjudul "Shalat Dhuha Tidak Boleh Setiap Hari," Gus Baha menjelaskan perihal sholat Dhuha tak boleh setiap hari berdasarkan hasil kajiannya dalam kitab Gunyah karangan Syekh Abudl Qadir Al-Jilani.

Baca Juga: Ternyata, Neraka Juga Ada Yang Dingin dan Membekukan, Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Syekh Abdul Qadir Al-Jilani sendiri dikenal sebagai rajanya para wali. Pada kitab karangannya seperti yang disebutkan Gus Baha ada satu riwayat yang melarang melakukan sholat dhuha setiap hari.

"Saya kira maksud Syekh Abdul Qadir bukan begitu. Saya khatamkan itu berkali-kali," kata Gus Baha.

Gus Baha menjelaskan pada kitab karangan Sykh Abdul Qadir Al-Jalani itu terdapat kutipan ucapan Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas.

"Jika ada orang yang setiap hari sholat dhuha, Ibnu Abbas datang dan memarahinya," kata Gus Baha menjelaskan.

"Sholat dhuha itu seminggu sekalis aja!" sambungnya.

Ibnu Abbas sendiri merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW, dan menurut Ibnu Abbad, Rosulullah pun tak melakukan sholat dhuha setiap hari.

"Aku ini sahabat Nabi, Aku tahu Nabi tidak setiap hari sholat dhuha. Kok kamu tiap hari?" demikian Gus Baha mengucapkan kutipan perkataan Ibnu abbas.

"Dimarahi, dan didatangi oleh Ibnu Mas'ud," tambahnya.

Baca Juga: Rahasia Angka 7 yang Sering Dipakai Allah, Gus Baha Ingatkan Jangan Dijadikan Angka Keramat!

Gus Baha mengakui pada awalnya ia juga sempat bingung dengan maksud dari isi kitab Syekh Abdul Qadir Al-Jalani terkait masalah sholat dhuha itu.

Namun, setelah mengkhatamkan dan mengkajinya berkali-kali, Gus Baha baru paham maksud dari larangan melakukan sholat dhuha setiap hari.

"Dulu saya pikir apa maksudnya Syekh Abdul Qadir ini?" kata Gus Baha.

"Tapi lama-lama bener juga, misalnya Rukhin sholat dhuha setiap hari, kan malah ternyata sholat dhuha tiap hari pun tetap miskin," terangnya.

Menurut Gus Baha larangan melakukan sholat dhuha setiap hari dalam kitab karangan Syekh Abdul Qadir Al-Jalani melalui riwayat Ibnu Abbas itu bukan terletak pada pelaksanaan sholatnya.

Namun, dikhawatirkan justri orang akan menyalahkan ibadah sholatnya karena hajatnya tak kunjung terkabulkan.

"Orang miskin sholat dhuha setiap hari tak kunjung kaya, nanti malah akan bicara sudah sholat dhuha tiap hari tapi kok tetap miskin"," jelas Gus Baha.

"Akhirnya kan menyalahkan sholat dhuha-nya," tutur Gus Baha menambahkan.

Berbeda jika sholat dhuha dilakukan tidak terlalu sering, orang akan termotivasi untuk lebih rajin lagi melaksanakan sholat dhuha ketika doanya belum diijabah.

"Tapi kalau dhuha-nya jarang-jarang kan mungkin dhuha-nya kurang giat," kata Gus Baha.

Pada intinya larangan sholat dhuha setiap hari ini menghindari seseorang menyalahkan ibadah akibat dari hajatnya yang tak kunjung terkabulkan.

"Pokoknya sekiranya ibadah mulai menjadi tersangka harus kamu hindari," kata Gus Baha.

Baca Juga: Ziarah ke Makam Wali Seperti Ini Dilarang Dilakukan, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Menut Gus Baha hal itu seperti apa yang telah dikatakan Nabi Muhammad SAW dalam melakukan ibadah membaca Al Quran.

"Itu yang dimaksud Nabi kalau kamu baca Quran jika hatimu sedang senang. Jika hatimu mulai tidak senang maka hentikanlah," jelasnya.

"Jangan sampai Quran jadi tersangka begitu juga sholat," ucap Gus Baha.

Gus Baha pun mengatakan bahwa setiap ibadah ada dosisnya, apalagi manusia memiliki rasa bosan. Namun hal itu tidak berlaku untuk ibadah-ibadah yang hukumnya wajib.

"Ini fatwanya ulama langsung dari Rasulullah. Ada silsilahnya. Setiap hal itu ada dosisnya, karena orang pasti punya rasa bosan," katanya.

"Tentu yang fardhu gak bisa, jangan sampai ibadah itu jadi akan merusak diri anda sendiri," pungkasnya.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Youtube Islamadina Official

Tags

Terkini

Terpopuler