DESKJABAR- Dibalik keangkeran makam keramat Situ Cibeureum Kota Tasikmalaya, ternyata masih dipercaya sebagai tempat bersemedi atau bertapa yang mumpuni.
Tidak banyak orang yang tahu tentang keberadaan makam keramat untuk melakukan bertapa.
"Mereka pada umumnya yang sudah terbiasa melakukan ziarah ke makam-makam keramat penyebar agama Islam, khususnya di Jawa Barat," kata juru kunci makam keramat Situ Cibeureum, Atang.
Disebutkan, meski memiliki keangkeran yang membuat bulukuduk merinding namun bagi sebagian yang melakukan ziarah, itu adalah hal biasa.
"Dengan penuh keyakinan mereka melakukan semedi atau bertapa hingga hitungan hari," kata Atang.
Dikatakan, diantara mereka yang melakukan semedi atau tapa, pada umumnya telah merasakan hasil dari usaha bersemedi atau bertapanya itu.
Peziarah yang datang ke makam keramat Situ Cibeureum dan berniat melakukan semedi atau tapa berasal dari luar wilayah seperti Bandung, Jakarta dan daerah Jawa Timur serta Jawa Tengah.
"Memang jumlahnya tidak terlalu banyak seperti di tempat lain. Paling yang datang satu atau dua orang," tuturnya.
Diakui Atang, makam keramat Situ Cibeureum tidaklah terkenal halnya di tempat-tempat lain. Ini disebabkan keberadaan makam keramat Situ Cibeureum masih tersembunyi.
"Sebenarnya di sini, makam keramat inilah yang menjadi induk dari makam keramat yang ada di wilayah Tamansari," imbuhnya lagi.
Karena di Kecamatan Tamansari, tambahnya, ada tiga situ atau danau yang sangat berhubungan erat dengan Situ Cibereum.
"Yaitu Situ Bojong, Situ Malingping dan Situ Cipajaran," tuturnya.
Baca Juga: VIRAL di TikTok Penampakan Yakjuj Makjuj di Goa Ini, Ustadz Zulkifli Bilang Lakukan Ini Segera!
Disebutkan, ketiga situ tersebut sebelumnya bermuara dari Situ Cibeureum sehingga memiliki keterikatan yang sangat kuat.
"Para leluhur atau pendiri dari ketiga situ tersebut mereka berkumpul di sini termasuk penganut setianya, jasadnya bersemayam di sini," kata Atang.
Disebutkan, para leluhur yang jasadnya bersemayam disini adalah Eyang Mbah Bagus Jamri, Semah Jagung, Jambawati, Sugria Ningrat, Ratna Ningrum dan Ratna Wulan.
"Ini makam inti dan yang ada di sekelilingnya itu mereka adalah pengikut setianya," kata Atang.
Lepas dari semua itu, tuturnya lagi, sebagian dari mereka yang melakukan semedi atau tapa telah banyak yang berhasil.
Sebagai wujud ucapan terimakasih mereka, kata Atang, membangun jembatan besi menuju makam keramat dan mushola.
"Sebelumnya kan sasak untuk menuju ke sini dibangun dari balok kayu, bambu dan sejenisnya juga kekuatannya sudah pasti tidak tahan lama," imbuhnya lagi.
Sebagai wujud keberhasilan bersemedi, kata Atang, mereka mengganti jembatan kayu dengan besi.
"Saya kurang tahu persis orangnya. Namun menurut para pekerja mereka disuruh pak Haji untuk mengerjakan dan mengganti jembatan ini dengan besi," tandasnya.
Baca Juga: CATAT! Inilah Jadwal SBMPTN 2022 yang Wajib Diketahui, Siapkan Diri Masuk Kampus Pilihanmu
Misbah, warga Kampung Babakan, Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya adalah salah seorang yang pernah melakukan tapa atau semedi di makam keramat tersebut.
Misbah yang rumahnya berada tak jauh dengan lokasi makam keramat mengakui dirinya pernah bertapa selama satu malam.
Waktu yang ditentukan bertapa, kata Misbah, atas saran dari juru kunci makam keramat, Atang.
"Saya kan konsultasi dulu sebelum bertapa dan disarankan harus malam Jumat Keliwon," tuturnya.
Menurut Misbah, banyak godaan saat bertapa di makam keramat Situ Cibeureum. "Mulai dari suara-suara aneh, penampakakan makhluk gaib dan sebagainya," tuturnya lagi.
Diakui Misbah, dirinya melakukan tapa di makam keramat tersebut hanya untuk menenangkan jiwa yang goncang menghadapi kehidupan.
"Alhamdulillah hari-hari yang telah dilalui setelah bertapa ada perubahan ketenangan jika dibanding sebelumnya," tuturnya lagi.
Disamping itu, tambahnya lagi, dirinya memiliki 'jimat' atau pusaka yang ditemukan di sekitar makam keramat.
"Penemuan itu atas petunjuk dan saran dari kuncen makam keramat yaitu Atang," imbuhnya lagi.
Disebutkan, hingga saat ini 'jimat' dari makam keramat tersebut masih tersimpan dan terawat di rumahnya.***