DESKJABAR - Puasa Tasua dan Puasa Asyura dilaksanakan dua hari secara berurutun pada 9 Muharram dan 10 Muharram. Di bulan Muharram adalah kesempatan untuk amalan beramal sholih, terutama puasa, lebih utama lagi jika mendapati hari Asyura (10 Muharram).
Abu Qotadah Al Anshoriy berkata, “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan amalan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”
Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan amalan Puasa Asyura? Beliau menjawab ”Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
Baca Juga: Amalan di Bulan Muharram Sesuai Sunnah, Diantaranya Puasa Pada 10 Muharram Hari Asyura
Baca Juga: Apriyani Rahayu, Biodata dan Agama, Berkah dari Allah Meraih Medali Emas di Olimpiade Tokyo 2020
Selisihi Yahudi dengan menambah Puasa Tasua (9 Muharram). Namun dalam rangka menyelisihi Yahudi, kita diperintahkan melaksanakan amalan berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu berpuasa pada hari kesembilan, Puasa Tasua.
Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan Puasa Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan amalan nya, pada saat itu ada yang berkata,
“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.”
Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah Bandung, Rabu 18 Agustus 2021/ 9 Muharram 1443 H dan Doa Sapujagat
Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah Cirebon, Rabu 18 Agustus 2021/ 9 Muharram 1443 H dan Doa Sapujagat
Baca Juga: Bulan Muharram 1443 Hijriah Segera Tiba, Jadwal Puasa Tasu'a dan Asyura Pada 18 dan 19 Agustus 2021
Lantas beliau mengatakan, “Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.”
Ibnu Abbas mengatakan, “Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134).
Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq dan selainnya mengatakan bahwa dianjurkan (disunnahkan) amalan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh sekaligus, karena Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat (berkeinginan) berpuasa juga pada hari kesembilan. (Lihat Syarh Muslim, 8: 12-13).
Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah Bogor, Rabu 18 Agustus 2021/ 9 Muharram 1443 H dan Doa Sapujagat
Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah Bekasi, Rabu 18 Agustus 2021/ 9 Muharram 1443 H dan Doa Sapujagat
Ibnu Rajab mengatakan, Di antara ulama yang menganjurkan amalan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram sekaligus adalah Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad, dan Ishaq.
Adapun Imam Abu Hanifah menganggap makruh jika seseorang hanya melakukan amalan berpuasa pada hari kesepuluh saja.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 99)
Apa Hikmah Menambah Puasa pada Hari Kesembilan?
Sebagian ulama mengatakan bahwa sebab Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesepuluh sekaligus kesembilan, agar tidak tasyabbuh (menyerupai) orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.
Dalam hadits Ibnu Abbas juga terdapat isyarat mengenai hal ini. Ada juga yang mengatakan bahwa hal ini untuk kehati-hatian, siapa tahu salah dalam penentuan hari ’Asyura’ (tanggal 10 Muharram).
Pendapat yang menyatakan bahwa Nabi menambah hari kesembilan agar tidak menyerupai puasa Yahudi adalah pendapat yang lebih kuat. Wallahu a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 8: 12-13)
Sebagaimana penjelasan dari Syaikh Ibrahim Ar Ruhaili, kita lebih baik melakukan amalan berpuasa dua hari sekaligus yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram karena dalam melakukan puasa ‘Asyura ada dua tingkatan yaitu:
1- Tingkatan yang lebih sempurna adalah berpuasa pada 9 dan 10 Muharram sekaligus.
2- Tingkatan di bawahnya adalah berpuasa pada 10 Muharram saja. (Lihat Tajridul Ittiba’, hal. 128).
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz, mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa silam berkata, “Yang lebih afdhol adalah berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh dari bulan Muharram karena mengingat hadits (Ibnu ‘Abbas).
“Apabila aku masih diberi kehidupan tahun depan, aku akan berpuasa pada hari kesembilan.” Jika ada yang berpuasa pada hari kesepuluh dan kesebelas atau berpuasa tiga hari sekaligus (9, 10 dan 11) maka itu semua baik. Semua ini dengan maksud untuk menyelisihi Yahudi.”
Semoga Allah memudahkan kita untuk terus melaksanakan amalan sholih.***