DESKJABAR – Tim Jerman mengalami nasib tragis turnamen sepakbola pada Piala Dunia 2022, dimana mereka tersingkir pada babak penyisihan Group E.
Pasca tim Jerman tersingkir dari Piala Dunia 2022, banjir kecaman dan ledekan akibat gagal ke 16 besar, muncul dari para penggemar sepakbola.
Begitu peluit panjang ditiup wasit, dimana hasil imbang 2-2 melawan Kosta Rika, tim Jerman langsung lunglai kecewa diikuti kekecewaan para fans tim Jerman.
Baca Juga: Piala Dunia 2022 Qatar, Babak 16 Besar Sejak Kapan Mulai Ada ?
Tersingkirnya tim Jerman dari Piala Dunia 2022, merupakan yang pertama sejak 92 tahun Piala Dunia, tim Jerman baru kali ini tersingkir dari babak penyisihan.
Kejadian ini langsung menuai banjir kecaman dari para fans dan ledekan banyak penggemar sepakbola.
Umumnya, para penggemar sepakbola dan fans mengecam kegagalan tim Jerman, dengan mengaitkan kepada kontradiksi bahwa kali ini bukanlah tim Jerman yang dikenal.
Adalah persoalan dampak Jerman termasuk diantara sejumlah tim negara yang ditunggangi kepentingan politik, kedalam pertandingan sepakbola.
Yang paling mencolok, adalah soal protes tim Jerman soal larangan pemakaian ban kapten bergambar pelangi khas LGBT.
Ada juga sejumlah orang meledek tim Jerman, dengan menirukan mereka gaya ketika menutup mulut menjelang menghadapi Jepang pada pembukaan Group E lalu.
Ketika itu, tim Jerman (sepertinya ada yang menyuruh) memprotes larangan pemakaian ban kapten berlogo pelangi ala LGBT.
Nah soal politik LGBT tersebut, membuat tim Jerman menjadi bulan-bulanan ledekan banyak penggemar sepakbola.
Sejumlah kecaman misalnya (hasil terjemahan ke Bahasa Indonesia), berupa komentar pada Twitter @B/R Football, Jumat, 2 Desember 2022 dini hari :
Misalnya :
@FouadHalli5, Alasan di balik tersingkirnya Jerman sederhana, mereka berpartisipasi dalam Piala Dunia Pria FiFA. saya Menyarankan mereka untuk menyelenggarakan liga homo, kami ingin menikmati sepak bola, harap jauhi agenda menjijikkan Anda, tidak ada ruang untuk homoseksual dalam sepak bola
@CarlosHussin, Ini adalah hasil ketika Anda membawa ideologi politik dalam sepak bola! HA HA HA HA
@DonRatt53984486, Mereka fokus pada politik LGBT dan lupa bermain game
Dan lain-lain.
Ada juga fans yang mengkritik soal teknis, yaitu @ Nahian Aaraf, dengan mengutip pemain Jerman yaitu Bastian Schweinsteiger: Bastian Schweinsteiger: "Dalam pertahanan kami hanya memiliki satu bek level tinggi dan itu adalah Antonio Rüdiger." [Sportschau]
Ini berarti menunjukan bahwa penyebab performa tim Jerman lemah, adalah barisan belakang yang rapuh. Hanya Antonio Rüdiger dianggap satu-satunya pemain tangguh pada barisan belakang tim Jerman.
Itu hanya sebagian kecaman kepada tim Jerman di media sosial Twitter, tampaknya belum lagi ketika mereka pulang nanti. ***