DESKJABAR - Kejutan, tidak diunggulkan Raharjati Nursamsa tampil sebagai juara dunia panjat tebing 2023 nomor speed putra di Jakarta 6-7 Mei. Raharjati diproyeksikan masuk Pelatnas dan ini target berikutnya.
Raharjati Nursamsa merupakan atlet asal Kota Bandung yang tampil di Kejuaran Piala Dunia Panjat Tebing 2023 bukan sebagai atlet Pelatnas, sehingga tampilnya diajang ini tidak diunggulkan.
Indonesia lebih mengandalkan dua atlet Pelatnas yaitu Veddriq Leonardo selaku pemilik rekor dunia kategori speed putra dengan catatan 4,90 detik yang justru kalah di babak perempat final.
Satu lagi atlet Pelatnas yaitu Kiromal Katibin mantan pemilik rekor dunia sebelum dipecahkan oleh Veddriq. Kiromal gagal ke final setelah kalah di semfinal dan akhirnya menempati posisi ketiga setelah kalahkan atlet China.
Di partai final Kejuaraan Piala Dunia Panjat Tebing 2023 yang digelar di Lot 6 Gelora Bung Karno (GBK) pada Minggu 7 Mei ini, Raharjati mencatat waktu tercepat 5,11 detik, kalahkan atlet asal China Xinshang Wang yang mempunyai catatan waktu 5,14 detik, lebih lambat 0,03 detik.
Diproyeksikan Masuk Pelatnas
Keberhasilan Ujang panggilan akrab Raharjati Nursamsa, mendapat perhatian khusus dari Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid akan memproyeksikan Raharjati untuk masuk Pelatnas panjat tebing Indonesia agar talentanya bisa lebih berkembang.
"Sepertinya akan kita akan coba (masuk Pelatna). Saya tentunya akan bicara dengan coach tentang ini," ujarnya.
Yenny Wahid yang juga merupakan anak dari mantan Presiden Keempat Indonesia Abdurrahman Wahid itu mengatakan, dirinya melihat talenta dari Ujang yang sangat luar biasa sekali.
"Sehingga sedapat mungkin harus kita pupuk dan kita masukin pelatnas agar bisa lebih berkembang lagi,” ucap Yenny.
Yenny juga akan mengikutsertakan Raharjati tampil di kejuaraan dunia seri selanjutnya yang akan berlangsung di Salt Lake City, Amerika Serikat pada 19-21 Mei mendatang. "Kalau sudah seperti ini ya pasti. Karena dia sudah menjadi andalan," ucapnya.
Keberhasilan Raharjati menjadi juara dunia diakui Yeni sebuah kejutan karena Raharjati adalah atlet non unggulan yang mampu meraih emas.
“Banyak kejutan di kejuaraan ini, atlet yang tidak kita unggulkan justru meraih medali emas. Sementara juara dunia yang selama ini selalu menghiasi podium ternyata gagal,” ucap Yenny.
Ini Target Berikutnya
Setelah meraih gelar juara dunia 2023, Raharjati Nursamsa kini memiliki target untuk memecahkan rekor dunia nomor speed putra yang saat ini menjadi milik rekan senegaranya yaitu Veddriq Leonardo.
Veddriq mencatat waktu 4,9 detik saat bertanding di kejuaraan dunia tahun ini seri kedua yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan pada 28-30 April yang lalu. Di kajuaran dunia di Jakarta ini, Veddriq gagal di perempat final.
“Target saya berikutnya mecahin rekor rekor dunia. Mudah-mudahan bisa,” kata atlet berusia 22 tahun ini.
Raharjati mengaku sebelum bertanding, dirinya sudah memiliki keyakinan bakal meraih medali emas sekaligus menjadi juara dunia karena dirinya sudah melakukanb persiapan yang maksimal untuk tampil diajan bergengsi ini.
“Alhamdulillah, kalau melihat latihan saya nyangka sih (jadi juara dunia). Soalnya saya mempersiapkan secara maksimal untuk ajang ini. Kalau tidak ada lomba, saya seminggu empat kali latihan, tapi kalau ada lomba hampir setiap hari melakukan latihan,” kata atlet kelahiran 8 Januari 2021 itu.
Nyaris Gagal Menjadi Juara Dunia
Diajang Piala Dunia Panjat Tebing 2023 ini, Ujang nyaris gagal menjadi juara karena di babak 16 besar mencatat waktu terburuk dari lawan lawannya.
Di babak 16 besar, Ujang mencatat waktu terburuk kedua di putaran final yaitu 8,91 detik. Beruntungnya, di saat yang sama lawannya dari Italia Matteo Zurloni gagal finish dan hal ini membuat Ujang lolos ke babak perempat final.
Di babak perempat final, penampilan Ujang semakin membaik karena berhasil menorehkan 5,11 detik sehingga lolos ke semifinal. Kemudian di semifinal mencatat waktu 5,27 detik untuk maju ke final dan di partai puncak mencatat waktu 5,11 detik untuk menjadi juara dunia mengalahkan atlet China.
Menanggapi catatan buruknya di 16 besar tersebut, Jati mengatakan dirinya sempat goyah karena pengaruh faktor eksternal yang tidak bisa ia kendalikan seperti turunnya hujan di venue acara sebelum putaran final berlangsung.
“Kalo menurut saya paling berat melawan diri sendiri, makanya tadi pas 16 besar sempat goyah karena apa ya, karena kayak apa gitu kan faktor x nya kan banyak. Jadi saya tidak bisa mengendalikan itu,” kata Raharjati.***