DESKJABAR - Dibesut Budiman Yunus performa Persib Bandung gemilang. Meraih kemenangan pun bukan lagi impian kosong. Ia mengubah karakter bermain.
Budiman Yunus membuktikannya saat menuntun Persib menundukkan PSIS Semarang 2-1 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung.
Budiman Yunus tahu benar bagaimana sepakbola Bandung, khususnya Maung Badung, menjegal lawannya di Liga 1.
Caranya dengan mengembalikan karakter permainan Persib lewat permainan pendek satu dua sentuhan yang mengalir dari bawah ke atas.
Dengan permainan seperti itu, Persib bisa mengontrol pertandingan. Sekaligus mendomimasi permainan.
"Tim besar, terlebih Persib Bandung, memang harus punya karakter permainan yang khas, seperti bola-bola pendek," kata legenda Persib Yudi Guntara.
Dan Budiman Yunus, mampu mengembalikan karakter permainan Persib bola-bola pendek, yang selama ini hilang saat dibesut Robert Alberts.
"Kekuatan Persib selama ini ada di ciri khas permainan bola-bola pendek. Itu DNA nya Persib yang membuat Persib ditakuti," ungkap Yudi Guntara.
Sebagai produk asli Bandung dan sempat bermain untuk Maung Bandung, Budiman Yunus sudah paham bagaimana memainkan pola satu dua sentuhan.
Dia tinggal memberi sentuhan permainan bola-bola pendek pada anak asuhnya, grafis Persib mulai terangkat.
Persib mulai diperhitungkan lawannya. Tidak lagi menjadi sasaran tembak dan lumbung gol pesaingnya.
"Materi pemain Persib bagus-bagus. Kualitasnya juga cukup mumpuni," tukas Budiman.
"Saya tinggal memberi pemahaman dan mengubah karakter bermain saja. Karena semuanya mereka sudah punya," sambung Budiman pada Deskjabar belum lama ini.
Melihat materi pemain dan kedalaman tim, Persib tidak layak mejadi tim kalahan. Apalagi terdampar di papan bawah dan menjadi tim medioker.
Persib, sekalipun jadi musuh bersama semua kontestan Liga 1, kodratnya selalu berada di peringkat atas.
"Itu yang ingin saya bangkitkan. Persib harus bangkit dan kembali ke jalur yang sebenarnya," ucap Budiman Yunus. ***