Meskipun fenomena penundaan pernikahan ini dihipotesiskan berpotensi menciptakan generasi yang lebih baik, Prof Euis mengingatkan bahwa tren tersebut juga bisa berbalik menjadi sebuah hal negatif bagi pertumbuhan penduduk.
“Harus dilihat sampai mana batasnya. Jangan sampai seperti di beberapa negara besar yang saat ini memiliki masalah dengan fertility rate sehingga menyebabkan ketidakseimbangan populasi yang bisa mengantarkan pada situasi kekurangan jumlah generasi penerus,” pungkasnya.***